Senin, 23 November 2009

PUISI

Dulu ku yakin ku bisa menggapai dunia..
Saat ku rapuh kupulihkan sendiri semuanya..
Namun semua hanya ego ku semata..
Aku tak bisa menapaki ujung samudra..

Sekarang saat aku mulai lelah..
Kau hadir untuk menopang beban jiwa..
Kau membuatku mengenal semua hal indah..
Membawa alunan melodi yang selalu tenangkan amarah..

Saat aku merasa tak punya apa-apa..
Kau menghadirkan semua yang ku tak punya..
Lengkapi hariku dengan senyuman indah..
Dan memberiku semangat pantang menyerah..

Puisi Cinta

sepenggal catatan dalam ingatan
sorot itu meredup
ada kristal terpiaskan
tertunduk…dukanya tak terukur…

memahami sedih di hatinya
namun yang ada hanya kagum dalam sesaknya dada
benarkah dia milik ku, …tertunduk.
kristal itu lepas mengalir di pipinya
menangis tanpa nada
ku tatap paras sendunya
ia sangat berduka…

coba mengerti galaunya,
tak dapat kulakukan diantara iba dan ragu
benarkah dia milik ku,…tertunduk
benarkah dia milik ku…

PUISI

Dulu ku yakin ku bisa menggapai dunia..
Saat ku rapuh kupulihkan sendiri semuanya..
Namun semua hanya ego ku semata..
Aku tak bisa menapaki ujung samudra..

Sekarang saat aku mulai lelah..
Kau hadir untuk menopang beban jiwa..
Kau membuatku mengenal semua hal indah..
Membawa alunan melodi yang selalu tenangkan amarah..

Saat aku merasa tak punya apa-apa..
Kau menghadirkan semua yang ku tak punya..
Lengkapi hariku dengan senyuman indah..
Dan memberiku semangat pantang menyerah..

Selasa, 10 November 2009

Anggota Dinasty Shu

LIU BEI
Liu Bei (161-21 Juni 223) adalah seorang pemimpin sekaligus pendiri dinasti Shu Han ketika era tiga kerajaan berlangsung di Cina. Liu Bei, meski dialiri darah bangsawan, tidak sekaya maupun berstatus setinggi rival-rivalnya yaitu Cao-Cao dan Sun Quan. Ia bahkan menjadi ada dalam urutan terakhir untuk perjalanan karir. Meski demikian kemenangan demi kemenangan membuat Liu Bei berhasil menguasai banyak daerah. Sebut saja, dalam era modern, Sichuan, Guizhou, Hunan, sebagian dari Hubei, dan Gansu. Novel Roman Tiga Kerajaan garapan Luo Guanzhong menggambarkan Liu Bei sebagai pemimpin yang memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap rekan dan rakyat-rakyatnya. Juga mempunyai loyalitas nan tinggi.
Semasa Kecil

Lahir di Zhuozhou, Baoding, Hebei, Liu Bei merupakan keturunan dari Liu Zhen, anak dari Liu Sheng, salah satu penerus kaisar Jing. Kakeknya Liu Xiong dan ayahnya Liu Hong adalah pegawai pemerintahan Lokal. Liu Bei tumbuh dalam keluarga seadanya. Ayahnya meninggal ketika Liu Bei masih kecil, dan untuk menopang keluarga maka Liu Bei dan ibundanya menjual sepatu yang dibuat dari anyaman jerami. Saat berumur 14 tahun, Liu Bei didukung oleh relasi keluarganya, disokong untuk belajar pada Lu Zhi (salah satu pengajar terkemuka pada saat itu, yang juga menjabat sebagai kepala administrasi daerah Jiujiang).

Peristiwa Yellow Turban Rebellion

Tahun 184, Cina mengalami goncangan akibat pemberontakan Yellow Turban. Saat berkelana, Liu Bei melihat selebaran pemerintah yang mengajak rakyatnya menjadi anggota militer secara sukarela. Liu Bei pun memutuskan untuk mendaftar bersama dengan Guan Yu dan Zhang Fei. Persamaan dalam hasrat membela negara akhirnya menyatukan ketiganya dalam sumpah ikatan saudara. Liu Bei lebih memilih untuk berkelana ke selatan bersama dengan para pengikutnya untuk menumpas pemberontakan yang kembali terjadi di propinsi Xu. Setelah kembali berhasil, Liu Bei lalu mendapat posisi sebagai kapten di Gaotang.
Defeat And Death

Ketika Guan Yu tewas di tangan Sun Quan, Liu Bei marah luar biasa dan berniat secepat mungkin membalas kematian saudaranya. Nasihat Zhuge Liang untuk bersabar tidak diindahkannya. Ketidak sabaran untuk membalas dendam pada akhirnya membawa Liu Bei pada banyak kekalahan di masa akhir hidupnya. Sewaku musim gugur, Lui Bei memimpin pasukan untuk menggempur Sun Quan dalam usaha balas dendam atas kematian Guan Yu dan mengambil kembali propinsi Jing. Liu Bei sempat menang dalam beberapa pertempuran, namun Sun Quan berhasil melakukan taktik tarik-ulur dalam jangka waktu yang lama. Moral pasukan Liu Bei yang semakin menyusut akhirnya memberikan kesempatan Lu Xun, komandan pasukan Wu timur, untuk menang. Liu Bei terpaksa mundur ke Baidicheng.
Di kota itu Liu Bei mengembuskan nafas terakhirnya di musim panas tahun 223. Di saat terakhirnya ia masih menitahkan Zhuge Liang untuk menggantikan posisinya sebagai kaisar Shu Han daripada anaknya sendiri meskipun Zhuge menolaknya. Jenasah Liu Bei lalu dikembalikan ke Chengdu dan dimakamkan di Huiling, daerah sebelah tenggara Chengdu.

GUAN YU
Guan Yu (Hanzi: 關羽) (160 - 219) adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara. Guan Yu dikenal juga sebagai Kwan Kong, Guan Gong, atau Kwan Ie, dilahirkan di kabupaten Jie, wilayah Hedong (sekarang kota Yuncheng, provinsi Shanxi), ia bernama lengkap Guan Yunchang atau Kwan Yintiang.

Guan Yu merupakan jenderal utama Negara Shu Han, ia bersumpah setia mengangkat saudara dengan Liu Bei (kakak tertua) dan Zhang Fei (adik terkecil).

Sangharama Bodhisattva adalah gelar atau sebutan lain untuk jendral ini. Jenderal yang sangat gagah dan setia ini menjadi pengikut Buddha setelah bertemu dengan bhikku Pu Jing pada saat ia sedang mencari kakaknya Liu Bei dan arwahnya sedang menutut balas atas perbuatan para jendral Wu yang menghukum dirinya.
Pada masa Pemberontakan Serban Kuning, tepatnya tahun 188, tiga orang rakyat jelata bertemu di kabupaten Zhuo. Mereka adalah Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, yang memiliki hasrat yang sama untuk berjuang membela negara dan mengembalikan ketentraman bangsa Tiongkok yang sedang bergejolak. Tak lama, mereka bertiga bersumpah sehidup semati untuk menjadi saudara di kebun persik yang terletak di halaman belakang rumah milik Zhang Fei. Liu Bei sebagai kakak tertua, diikuti dengan Guan Yu dan Zhang Fei.

Guan Yu bertempur bersama Liu Bei dan Zhang Fei dalam menumpas Pemberontakan Serban Kuning. Tak lama, semenjak negeri Tiongkok dikuasai oleh Dong Zhuo, Liu Bei dan kedua saudaranya bergabung dalam angkatan perang Gongsun Zan. Gongsun sendiri saat itu ikut dalam suatu koalisi penguasa daerah yang menentang Dong Zhuo. Dong menempatkan Hua Xiong untuk menjaga celah Sishui. Hua Xiong seakan tidak terkalahkan setelah membunuh 4 perwira pasukan koalisi, yaitu Bao Zhong, Zu Mao, Yu Shen dan Pan Feng. Guan Yu yang hanya seorang pepanah berkuda menawarkan diri untuk mengalahkan Hua Xiong. Saat tak ada pemimpin koalisi yang percaya, Guan Yu berjanji untuk memberikan kepalanya apabila gagal. Guan Yu kembali dengan kepala Hua Xiong saat anggur merah–yang dituang Cao Cao sebelum Guan Yu pergi–masih hangat.

Dikenal sebagai seorang jendral yang tangguh, Guan Yu dibujuk Cao Cao untuk menjadi pengikutnya saat ketiga bersaudara tercerai berai karena kejatuhan Xuzhou dan Xiapi. Zhang Liao, seorang jendral Cao Cao dan kawan lama Guan Yu mencoba membujuk sang jendral untuk menyerah. Guan Yu bersedia atas dasar 3 kondisi :

* Guan Yu takluk kepada kekaisaran Han, bukan kepada Cao Cao.
* Kedua istri Liu Bei harus dilindungi dan diberi penghidupan yang layak
* Guan Yu akan segera meninggalkan Cao Cao setelah tahu keberadaan Liu Bei

Dengan kondisi itu, Guan Yu dapat menyerah tanpa melanggar sumpah saudara. Cao Cao dengan gembira menyanggupinya. Bahkan Guan Yu diberi banyak hadiah, yang hampir semuanya ia kembalikan ke Cao Cao kecuali kuda Kelinci Merah, kuda andalan yang sebelumnya dimiliki oleh Lu Bu.
Saat bertempur melawan Yuan Shao di Pertempuran Baima, Cao Cao menugaskan Guan Yu untuk melawan 2 jendral besar Yuan, yaitu Yan Liang dan Wen Chou. Guan berhasil membinasakan keduanya dan mengakibatkan hubungan Yuan Shao dan Liu Bei–yang saat itu berlindung pada Yuan Shao–memburuk. Liu Bei akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Yuan Shao. Pada saat yang bersamaan, Guan Yu yang mengetahui di mana Liu Bei memutuskan meninggalkan Cao Cao dan melakukan perjalanan untuk bertemu saudaranya. Cao Cao tak dapat menahannya dan akhirnya membiarkan Guan Yu pergi.

Dalam perjalanan tersebut, Guan Yu semakin terkenal karena ia berhasil melewati 5 kota Cao Cao dan membunuh 6 perwira yang menghalanginya. Diawali dengan mengawal kereta yang membawa kedua isteri Liu Bei melewati celah Dongling (sekarang: FengFeng, propinsi Henan), Guan dihentikan oleh Kong Xiu yang menolak memberi izin tanpa surat resmi dari Cao Cao. Guan Yu tak memiliki pilihan lain selain membunuhnya.

Selanjutnya Guan Yu tiba di luar kota Luoyang. Gubernur kota itu, Han Fu membawa 1000 prajurit untuk menghalangi Guan Yu. Asisten Han Fu, Meng Tan maju untuk berduel dengan Guan Yu. Ia mencoba menjebak Guan Yu, tetapi kuda Guan Yu lebih cepat dan Meng Tan tewas terbelah golok Guan Yu. Saat itu Han Fu berhasil memanah lengan Guan Yu. Tanpa takut, Guan Yu mengejar Han Fu dan menebasnya.

Saat melewati celah Sishui (sekarang: Xingyang, propinsi Henan), penjaga celah tersebut, Bian Xi memimpin 200 anak buahnya untuk menjebak Guan Yu di sebuah kuil. Salah seorang pendeta memperingati Guan Yu yang berhasil mengatasi jebakan dan membunuh Bian Xi.

Wang Zhi, gubernur Xingyang mencoba jebakan yang sama. Berpura-pura baik kepada Guan Yu, ia menempatkan Guan Yu di sebuah tempat peristirahatan. Malamnya ia menyuruh Hu Ban, anak buahnya, untuk membakar tempat tersebut. Ternyata ayah Hu Ban (Hu Hua) pernah menitipkan surat pada Guan Yu, yang disampaikan Guan Yu kepada Hu Ban. Hu Ban lalu membocorkan rencana Wang Zhi dan membantu Guan Yu melarikan diri. Saat dikejar, Guan Yu berhasil membunuh Wang Zhi.

Akhirnya rombongan Guan Yu tiba di tepi selatan sungai Kuning. Saat hendak menyebrang sungai, Qin Qi yang berusaha menghalangi, menemui ajalnya di ujung golok Guan Yu.

Selama perjalanan tersebut, Guan Yu juga berhadapan dengan Xiahou Dun yang tetap tidak ingin memberi jalan pada Guan Yu sampai Zhang Liao menyampaikan padanya pesan Cao Cao untuk mengizinkan Guan Yu pergi. Saat itu Liu Bei sudah pindah ke Runan. Di akhir perjalanan, Guan Yu bertemu Zhang Fei yang murka pada Guan Yu karena menduga ia telah berkhianat. Guan akhirnya bisa membuktikan dengan mengalahkan Cai Yang yang mengejarnya demi membalaskan dendam atas terbunuhnya Qin Qi, keponakannya.Guan Yu bernama lengkap Yunchang (bernama asli Changsheng), berasal dari Hedong dan pernah menjadi buron di distrik Zhuo. Saat Liu Bei mengumpulkan pasukan di desanya, Guan Yu dan Zhang Fei membantunya untuk melawan para pemberontak. Liu Bei kemudian diangkat menjadi Gubernur Pingyuan, sedangkan Guan Yu dan Zhang Fei sebagai walikota. Mereka bertiga tinggal bersama dalam satu atap bagaikan saudara. Saat Liu Bei membunuh Che Zhou, gubernur Xuzhou, dia memerintahkan Guan Yu untuk mengatur pemerintahan kota Xiapi, sedangkan ia mengatur di Xiaopei.

Pada tahun ke-5 JianAn (200 M), Cao Cao menguasai wilayah Liu Bei dan Liu Bei mencari suaka pada Yuan Shao. Cao Cao berhasil menangkap Guan Yu dan mengangkatnya menjadi perwira, dengan pangkat Pian Jiangjun (Letnan Jendral). Yuan Shao mengirim jendralnya Yan Liang untuk menyerang Liu Yan di Baima, dan Cao Cao membalas dengan mengirimkan Zhang Liao sebagai panglima pelopor. Guan Yu yang melihat payung kebesaran Yan Liang langsung memburunya dan membunuh Yan Liang. Ia membawa kepala Yan Liang sedangkan pasukan Yuan Shao mundur dari pertempuran. Guan Yu dianugerahi gelar Hanshou Tinghou (Marquis Hanshou).

Awalnya Cao Cao merasa puas dengan Guan Yu tetapi lama kelamaan tahu bahwa Guan Yu ragu untuk menetap. Akhirnya ia memerintahkan Zhang Liao untuk menemui dan membujuknya. Jawab Guan Yu, "Saya sangat memahami penghormatan yang diberikan Cao Cao, namun jendral Liu (Bei) juga telah memperlakukan saya dengan baik maka saya bersumpah untuk mati bersamanya dan tak akan mengkhianatinya. Saya tak akan tinggal di sini selamanya, tetapi saya mau menorehkan jasa besar sebelum pergi untuk membayar kebaikan Cao Cao." Zhang Liao menjelaskan hal itu kepada Cao Cao yang terkesan dengan kebaikannya. Melihat Guan Yu membunuh Yan Liang, Cao Cao mengerti Guan Yu akan segera meninggalkannya, maka ia segera membanjirinya dengan hadiah. Guan Yu menyegel semua hadiah itu sambil menyerahkan surat pengunduran diri sebelum pergi menyusul Liu Bei. Cao Cao mencegah anak buahnya mengejar sambil berkata "Semua punya tuannya masing-masing, janganlah kita memburunya."

Tak lama Liu Bei bergabung dengan Liu Biao. Saat Liu Biao meninggal, Cao Cao mengamankan Jingzhou dan Liu Bei harus mengungsi ke selatan. Liu Bei mengutus Guan Yu membawa beberapa ratus kapal untuk menemuinya di Jiangling. Cao Cao mengejar sampai ke jembatan Changban sehingga Liu Bei harus menyeberanginya untuk bertemu Guan Yu dan bersamanya pergi ke Xiakou. Sun Quan mengirim pasukan untuk membantu Liu Bei bertahan dari Cao Cao, hingga Cao Cao menarik mundur pasukannya. Liu Bei kemudian menentramkan wilayah Jiangnan, mengadakan upacara penghormatan korban perang, mengangkat Guan Yu sebagai gubernur Xiang Yang dan menggelarinya Dangkou Jiangjun (Jendral yang Menggentarkan Penjahat). Guan Yu ditempatkan di utara sungai Kuning.

Saat Liu Bei menentramkan Yizhou, dia mengutus Guan Yu untuk menjaga Jingzhou. Guan Yu mendapat kabar Ma Chao menyerah. Karena ia belum pernah berkenalan, maka ia mengirim surat pada Zhuge Liang, "Siapa yang dapat menandingi kemampuan Ma Chao?" Untuk menjaga perasaan Guan Yu, Zhuge Liang menjawab, "Ma Chao sangat pandai dalam seni literatur dan seni perang, lebih kuat dan berani dari kebanyakan orang, seorang pahlawan yang dapat menandingi Qing atau Peng dan dapat menjadi tandingan Zhang Fei yang hebat, tetapi dia bukan yang dapat menandingi Sang Jendral Berjanggut Indah" (yaitu Guan Yu). Guan Yu bangga membaca surat itu dan menunjukkannya pada tamu-tamunya yang hadir.Guan Yu pernah terkena panah pada lengan kirinya, walaupun lukanya sembuh, tetapi tulangnya masih terasa sakit terutama pada saat hawa dingin ketika hujan turun. Seorang tabib berkata "Ujung panahnya diberi racun, dan telah menyusup ke dalam tulang. Penyembuhannya dengan cara membedah lengan dan mengikis tulang yang terinfeksi racun sebelum menjadi parah di kemudian hari." Guan Yu langsung menyingsingkan lengan baju dan meminta sang tabib menyembuhkannya. Saat dibedah, Guan Yu makan dan minum dengan perwiranya walaupun darah terus mengucur dari lengannya. Selama proses itu berlangsung, Guan Yu menengguk arak dan bersenda gurau seperti biasa.

Tahun ke-24 Jian An (219), Liu Bei mengangkat diri menjadi Raja Hanzhong dan mengangkat Guan Yu menjadi Qian Jiangjun (Jendral Garis Depan). Di tahun yang sama, Guan Yu memimpin tentaranya untuk menyerang Cao Ren di benteng Fan. Cao Cao mengirim Yu Jin untuk membantu Cao Ren. Saat itu musim dingin dan hujan turun teramat derasnya sehingga meluapkan air sungai Han. Akhirnya ketujuh pasukan yang dipimpin Yu Jin seluruhnya hanyut. Yu Jin menyerah pada Guan Yu yang lalu mengeksekusi Pang De. Perampok daerah Liang yaitu Jia dan Lu direkrut oleh Guan Yu untuk membantunya dalam pertempuran tersebut. Sejak itu nama Guan Yu terkenal di seluruh dataran Tiongkok.

Cao Cao lalu mendiskusikan dengan para pembantunya apakah relevan untuk memindahkan ibukota negara ke Xudu untuk menghindari pertempuran dengan pasukan Guan Yu yang terkenal kuat. Sima Yi menolak ususlan itu dan mengusulkan hal lain. Dia memperkirakan bahwa Sun Quan juga tidak akan membiarkan Guan Yu meraih kemenangan berikutnya, oleh sebab itu Sima Yi menyusun strategi dan mengirim utusan kepada Sun Quan, memohon agar pasukannya menyerang pasukan Guan Yu dari belakang dan sebagai imbalan maka Sun Quan akan mendapatkan Jiangnan -- hal ini juga bertujuan agar pasukan di benteng Fan akan bergabung juga dengan Sun Quan untuk memperkuat aliansi. Cao Cao akhirnya menerima usulan ini.

Perseteruan antara Guan Yu dan Sun Quan pada awalnya terjadi ketika Sun Quan mengirimkan utusan ke Guan Yu untuk mengungkapkan keinginannya mempersunting anak perempuan dari Guan Yu untuk dipersandingkan dengan anak laki-lakinya. Tetapi Guan Yu menghina utusan tersebut dan menolak proposal yang diajukan. Sun Quan sangat marah dan merasa terhina dengan penolakan itu dan menyimpan dendam terhadap Guan Yu. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Sima Yi untuk memperlemah posisi Guan Yu.

Disamping itu ada juga hal lain yang turut memperlemah posisi Guan Yu dalam peperangan ini. Mi Fang, Gubernur Nanjun di kota Jiangling dan Jenderal Fu Shiren, yang bertugas di Gong An, yang menjadi bagian dari pasukan Guan Yu merasa Guan Yu tidak pernah menganggap mereka. Bahkan sejak terakhir kalinya Guan Yu mengirimkan pasukan ke medan perang, Mi Fang and Fu Shiren hanya ditugaskan untuk menjaga suplai persediaan makanan dan senjata di garis belakang dan tidak terlibat sama sekali dalam setiap peperangan. Isu tersebut terdengar oleh Guan Yu dan dia memutuskan akan menjatuhkan hukuman kepada mereka setelah kembali dari medan perang. Mendengar berita itu, Mi Fang and Fu Shiren sangat ketakutan. Sun Quan menggunakan kesempatan ini untuk menggoyahkan loyalitas mereka dengan memerintahkan pasukan mereka untuk menyerah, dan akhirnya hal itu terjadi, sehingga pasukan Wu bisa menguasai daerah tersebut. Cao Cao lalu mengutus Xu Huang untuk membantu Cao Ren dalam mempertahankan benteng Fan dari gempuran pasukan Guan Yu; Guan Yu tidak berhasil dalam misinya untuk menaklukan Cao Cao dan akhirnya mundur, akan tetapi pasukan Sun Quan telah menguasai Jiangling dan menyandera istri-istri dan anak-anak dari pasukan Guan Yu. Hal ini membuat perpecahan di dalam pasukan Guan Yu. Akhirnya Sun Quan mengirimkan jenderal-jenderalnya untuk menangkap Guan Yu dan kemudian menghukum mati Guan Yu beserta anaknya Guan Ping di Lingju.

Dian Lue: Ketika Guan Yu mengepung kota Fan, Sun Quan mengirim utusan untuk membantu. Ia memerintahkan utusan itu untuk tidak terburu-buru, tetapi mengirimkan pegawai sipil berpangkat tinggi kepada Guan Yu. Guan Yu kesal dengan keterlambatan itu, apalagi saat itu ia sudah menangkap Yu Jin sehingga ia mencela "Jika kalian gurita kecil berani menyerang kota Fan, tidakkah kau pikir saya dapat menghancurkan kau?"

Pei Song Zhi: Hamba pikir walaupun Shu dan Dong terlihat akur, tetapi terdapat kecurigaan berlebihan antara keduanya akan kepentingan satu sama lainnya. Ini sebabnya mengapa Sun Quan diam-diam menyerang Guan Yu. Menurut Lu Meng Zhuan (Biografi Lu Meng) : "Pasukan gerilya telah disiapkan dalam kapal besar dan rakyat jelata yang menyamar sebagai pedagang diperintahkan untuk mengayuh kapal tersebut." Jika memang ada niat baik untuk membantu dari pihak Wu, mengapa Sun Quan merahasiakan pasukan itu?

(7)Shu Ji (Buku Shu): Guan Yu dan Xu Huang adalah teman dekat dan saling berkomunikasi walau terpisah jarak yang jauh. Namun mereka hanya membicarakan hal-hal sepele yang tidak berhubungan dengan urusan kemiliteran. Saat bertempur, Xu Huang berteriak "Siapa yang dapat mengambil kepala Guan Yu akan dihadiahkan seribu keping uang emas!" Guan Yu terkejut dan bertanya "Kakak, mengapa kau berbicara seperti itu?" Jawab Xu Huang,"Ini adalah urusan negara."

(8)Shu Ji (Buku Shu): Sun Quan memerintahkan pasukannya untuk menyerang dan menangkap Guan Yu serta putranya, Guan Ping. Sun Quan ingin keduanya hidup-hidup sebagai tameng serangan Shu dan Wei. Tetapi anak buahnya berdalih "Membiarkan sarang serigala sama saja mengasuh bencana di kemudian hari. Cao Cao telah mengalaminya,sampai harus memindahkan ibukotanya. Bagaimana mungkin kita membiarkannya hidup?" Maka, Guan Yu dan putranya dihukum mati.

Pei Song Zhi: Hamba ingin menegaskan Buku Wu, yang mengatakan Sun Quan mengirimkan jendral Pan Zhang untuk menghambat jalur larinya Guan Yu yang kemudian dieksekusi mati di tempat. Jarak antara Lin Ju dan Jiangling sekitar 200 sampai 300 mil, sehingga Guan Yu tidak mungkin dibiarkan hidup sampai Sun Quan dan perwiranya selesai berdebat apakah perlu melepaskannya. Pernyataan "Sun Quan ingin keduanya hidup-hidup sebagai tameng serangan Shu dan Wei" adalah tidak benar. Wu Li (Buku Kronologis Negeri Wi) mengatakan "Sun Quan mengirim kepala Guan Yu ke Cao Cao saat perwiranya menyiapkan pemakaman yang layak bagi sisa jasadnya."

Guan Yu dianugerahi gelar anumerta Zhuangzhou Hou (Marquis Zhuangzhou). Putranya, Guan Xing menggantikannya. Guan Xing, bernama lengkap Anguo, jarang mempertanyakan perintah sehingga amat disukai oleh perdana menteri Zhuge Liang. Guan Xing diangkat menjadi Shizhong (Ajudan Istana) dan Zhongjiangjun (Jendral Pasukan Utama/Tengah) saat kesehatannya menurun. Beberapa tahun kemudian ia wafat dan digantikan putranya, Guan Tong sebagai Huben Zhonglang Jiang (Jendral yang memiliki Kelincahan Macan). Guan Tong wafat tanpa memiliki keturunan laki-laki.

(9)Shu Ji (Buku Shu): Saat Guan Yu bertolak ke kota Fan, ia bermimpi seekor babi hutan menggigit kakinya. Yu Zi Ping berkata "Kau akan hancur pada tahun ini, dan tidak akan kembali bangkit."

(10)Shu Ji (Buku Shu): Putra [[Pang De], Pang Hui bertempur di bawah Zhong Hui dan Deng Ai untuk menghancurkan Shu. Saat merebut Shu, ia membinasakan seluruh anggota keluarga Guan yang masih hidup.
ZHANG FEI
Zhang Fei (Hanzi:張飛),bernama lengkap Zhang Yide (張益德 / 张翼德), saudara angkat termuda dari Liu Bei dan Guan Yu dan seorang panglima perang terkenal pada Zaman Tiga Negara. Dalam novel Kisah Tiga Negara karangan Luo Guan Zhong. Di kalangan Tionghoa Indonesia, ia dikenal juga dengan nama Tio Hoei.Zhang Fei (Zhang Yide) berasal dari daerah Zhuo dan telah berteman dengan Liu Bei dan Guan Yu sejak muda. Guan Yu yang lebih tua beberapa tahun menjadi kakak angkat Zhang Fei. Liu Bei bergabung di bawah komando Cao Cao saat penaklukkan Lu Bu. Pada masa itu, Zhang Fei mengikuti Liu Bei ke Xu Du, dan diangkat menjadi Zhonglang Jiang. Di kemudian hari, Liu Bei meninggalkan Cao Cao untuk bergabung dengan Yuan Shao,lalu Liu Biao.

Saat Liu Biao meninggal, Cao Cao memasuki daerah Jingzhou, sehingga Liu Bei harus kabur ke Jiangnan. Cao Cao mengejar dan selang sehari semalam pasukannya telah sampai di Changban, Dangyang. Saat mengetahui hal itu, Liu Bei meninggalkan istri dan putranya dan memerintahkan Zhang Fei untuk memimpin 20 prajurit berkuda untuk menjaga barisan belakang. Zhang Fei menghancurkan jembatan yang membatasi kedua pasukan. Sambil berjaga-jaga, Zhang menatap ke arah pasukan Cao Cao dan berkata "Saya Zhang Yide, dan siapa saja boleh maju dan bertarung melawan saya sampai mati!" Tak ada satupun yang berani sehingga pertempuran berhasil dihindari.

Sejak itu, Liu Bei berhasil mengamankan Jiangnan dan menunjuk Zhang Fei sebagai gubernur Yidu dan memberinya gelar Zhenglu Jiangjun (Jendral yang Menaklukkan Pemberontak) dan Marquis Xinting. Tak lama kemudian, dia dipindahkan ke Nanjun.
Ketika Liu Bei memasuki Yizhou dan menyerang Liu Zhang, Zhang Fei bersama Zhuge Liang dan lainnya menelusuri arus sungai sambil menaklukkan beberapa kabupaten dan pangkalan militer di sana. Mereka tiba di Jiangzhou dan menangkap jendral Liu Zhang yang juga pemimpin pangkalan militer Ba, Yan Yan hidup-hidup. Zhang Fei mencaci Yan Yan, "Pasukan kami telah tiba, mengapa Anda tidak menyerah, malah mencoba melawan kami?" Jawab Yan Yan, "Kalian tidak punya alasan untuk menyerang daerah kami. Di sini tidak dikenal jendral yang menyerah; cuma ada jendral tanpa kepala." Zhang Fei menjadi murka dan menyuruh tentaranya untuk memenggal kepalanya, tetapi Yan Yan yang tidak bergeming berkata, "Jika ingin bunuh saya, lakukanlah, mengapa Anda marah-marah?" Zhang Fei terkesan dengan ketegarannya hingga ia melepaskan Yan Yan dan menjamunya seakan seorang tamu kehormatan.

Zhang Fei bergerak menuju Yizhou dan memenangkan seluruh pertempuran untuk akhirnya bertemu dengan pasukan Liu Bei di Chengdu. Yizhou akhirnya ditentramkan. Zhuge Liang, Fa Zheng, Zhang Fei dan Guan Yu masing-masing dianugerahi 500 kati emas, 1000 kati perak dan 5000 keping uang serta 1000 lembar sutera. Sisanya dibagikan ke seluruh jajaran pasukan. Zhang Fei juga diangkat menjadi gubernur Baxi.

Cao Cao mengalahkan Zhang Lu dan menempatkan Xiahou Yuan dan Zhang He untuk menjaga Hanchuan. Zhang He memimpin beberapa tentara dari pasukan utama menuju selatan ke arah Baxi dan mencoba memindahkan rakyat jelata ke Hanzhong. Ketika Zhang He dan pasukannya memasuki Dangqu, ia langsung bertempur melawan Zhang Fei selama 50 hari. Zhang Fei memimpin sekitar 10000 pasukan khusus untuk melakukan serangan dadakan ke arah Zhang He. Rute di pegunungan sangat sempit sehingga pasukan Zhang He tidak dapat saling membantu satu sama lainnya, maka Zhang Fei menang telak di pertempuran itu. Zhang He terpaksa meninggalkan kudanya dan melarikan diri lewat daerah pegunungan hanya disertai belasan prajurit. Akhirnya Zhang Fei memimpin pasukannya untuk mundur ke Nanzheng, dan rakyat Ba menjadi tenang kembali.

Ketika Liu Bei menjadi Pangeran Hanzhong, dia memberi Zhang Fei pangkat You Jiangjun (Jendral Pasukan Kiri). Pada tahun pertama ZhangWu (221 M), Zhang Fei diangkat menjadi Cheqi Jiangjun (Jendral Kereta Kuda dan Kavaleri), Direktur Kolonel dari Pejabat Rumah Tangga Negara dan Marquis of Xixiang. Pada pidatonya, Liu Bei berkata, "Saya hanya melaksanakan titah dari Langit untuk menumpas keresahan negara ini dan membawa stabilitas keamanan kepada bangsa kita. Saat ini banyak pemberontak yang membawa kehancuran, mengakibatkan kesengsaraan rakyat. Mereka yang membela dinasti Han akan menunggu suatu langkah yang akan diambil menghadapi kerusuhan. Saya merasa khawatir dan tidak tenang saat saya duduk di sini sampai tidak dapat merasakan nikmatnya makanan, sambil mengumpulkan pasukan untuk mendengarkan janji saya kepada Langit dan hasrat untuk melaksanakan keinginan Langit. Saya butuh kesetiaan Anda sambil saya mengumpulkan talenta-talenta terbaik dan berharap misi ini dapat tersebar luas agar menjadi jelas bagi semua pihak, untuk memperingati para ningrat yang berkuasa di ibukota. Dengan berkat Yang Maha Kuasa, saya akan menganugerahi yang benar dan menumpas yang jahat."

Pada awalnya, Zhang Fei dianggap lebih payah daripada Guan Yu, di luar dari kekuatan dan keperkasaannya, tetapi penasehat Cao Wei seperti Cheng Yu mengatakan bahwa Guan Yu dan Zhang Fei "mampu bertarung melawan selaksa pasukan". Guan Yu baik terhadap anak buahnya tetapi besar kepala terhadap kesatria lainnya. Sebaliknya, Zhang Fei menghormati kesatria, tetapi kasar terhadap anak buahnya. Liu Bei sering mengingatkannya, "Engkau membunuh secara berlebihan dan sering menghajar prajuritmu. Hati-hati suatu saat engkau akan mendapat masalah dengan anak buahmu." Walaupun ia agak khawatir tetapi ia tidak juga berubah.

Ketika Liu Bei melakukan ekspedisi melawan Dong Wu, Zhang Fei menggerakkan sekitar 100 ribu pasukan dari Langzhong untuk bertemu dengan pasukan utama di Jiangzhou. Sebelum ia tiba, anak buahnya yang bernama Zhang Da dan Fan Jiang membunuhnya dan membawa kepalanya pada Sun Quan sambil menyerahkan diri. Ketua penyelia di markas Zhang Fei langsung melaporkan kejadian itu kepada Liu Bei yang langsung berkata "Zhang Fei telah mati!" Zhang Fei diberi gelar anumerta Marquis YueHeng. Putra tertuanya, Zhang Bao meninggal di usia muda, sedangkan putra keduanya Zhang Shao menggantikan ayahnya dan diangkat sebagai pejabat istana dan sekretaris negara. Putra Zhang Bao, Zhang Zun juga diangkat menjadi sekretaris negara dan mengikuti Zhuge Zhan ke Mianzhu, di mana ia terbunuh dalam pertempuran melawan Deng Ai.
ZHAO YUN
Zhao Yun (Hanzi: 趙雲) (168 - 229) adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara. Ia terakhir mengabdi pada negara Shu Han. Ia lahir di Zhending (sekarang kabupaten Zhengding, provinsi Hebei). Zhao Yun bernama lengkap Zhao Zilong.

Pertama mengabdi kepada Gongsun Zan, ia kemudian tidak menyerah kepada Yuan Shao yang menaklukkan Gongsun Zan. Setelah itu, ia bertemu Liu Bei dan memutuskan untuk mengabdi kepadanya. Setelah Liu Bei wafat ia menjaga Liu Chan Sampai akhir hayat.Zhao Yun (168-229), bernama lengkap Zhao Zilong, yang berarti anak naga, lahir di Zhending, propinsi Chang shan (sekarang Hebei, China bagian utara). Zhao Yun dikenal sebagai satu diantara lima jendral harimau yang mengabdi kepada Liu Bei.

Zhao Yun awalnya menjadi jendral dari Gongsun Zan yang berkuasa di daerah tersebut sekitar akhir tahun 191 M. Ia mengawali karirnya sebagai komandan grup kecil relawan desa. Pada tahun 192 M, ia ditempatkan dibawah komando Liu Bei sebagai komandan pasukan kavaleri, yang waktu itu masih menjadi mayor di bawah pemerintahan Gongsun Zan.

Zhao Yun pergi meninggalkan Gongsun Zan dan Liu Bei sementara waktu, untuk menghadiri pemakaman kakak laki-lakinya. Ia kembali bergabung dengan Liu Bei pada tahun 200 M. Hubungan Zhao Yun dan Liu Bei begitu baik, sehingga menurut cerita rakyat, mereka pernah tidur di tempat tidur yang sama, pada saat darurat di kota Ye. Zhao Yun juga dipercaya untuk merekrut orang secara diam diam untuk memperkuat pasukan Liu Bei. Sejak itulah, Zhao Yun menjadi pengikut setia Liu Bei.

Setelah Gongsun Zan wafat, Zhao Yun tetap mengabdi pada Liu Bei karena ia melihat kebaikan Liu Bei yang begitu mendalam.

Sewaktu pertempuran di Chang Ban (sekarang, dekat kota Yichang, Propinsi Hebei), pada tahun 208 M, Zhao Yun diutus untuk menyelamatkan istri dan anak Liu Bei, Liu Chan yang masih bayi. Ketika Zhao Yun sampai di sana, istri Liu Bei tidak mau membebani Zhao Yun, karena jalan kembalinya sangat berbahaya. Maka Zhao Yun membawa sendiri anak Liu Bei dengan mengendarai kudanya, dan menerobos kepungan pasukan Cao Cao yang jumlahnya sangat banyak, dengan berani Zhao Yun mempertaruhkan nyawanya selama perjalanan kembali dengan menembus dan mengalahkan banyak pasukan Cao Cao dengan seorang diri.

Zhao Yun dikenal sebagai jendral Yijun, setelah Liu Bei menguasai Cheng du. Pada saat Liu Chan dinobatkan menjadi kaisar Shu pada tahun 223 M, Zhao Yun menerima gelar "Jendral yang menahlukkan Daerah Selatan", dan dinobatkan sebagai Marquis Yongchangting. Kemudian dia dipromosikan menjadi "Jendral yang memelihara Perdamaian di Timur".

Tahun 227 M, Zhao Yun, dikenal sebagai jendral tanpa tanding di Shu, ditemani Zhuge Liang melakukan ekspedisi utara pertama menuju Hanzhong. Pada musim semi berikutnya, Zhao diperintahkan untuk memimpin barisan melalui Yegu, untuk mengalihkan perhatian musuh terhadap pasukan inti Liu Bei, yang berbaris melalui Qishan. Zhao Yun bertemu pasukan Wei yang dipimpin oleh jendral Cao Zhen yang terkenal. Setelah berhasil menahan gempuran serangan pasukan Wei, Zhao Yun menarik pasukannya secara teratur. Ia dikaruniai gelar "jendral yang memelihara Perdamaian Dalam Armada".

Sekitar tahun 229 M, Zhao Yun wafat di Hanzhong. Kematiannya ditangisi oleh banyak pasukan dan perwira Shu. Ia menerima anugrah anumerta Marquis Shunping dari Liu Chan pada tahun 261 M.

Zhao Yun mempunyai dua orang anak laki-laki, Zhao Tong dan Zhao Guang. Zhao Guang menjadi bawahan jendral Jiang Wei, dan gugur di medan pertempuran di Ta Zhong.
HUANG ZHONG
Huang Zhong (Hanzi:黃忠),bernama lengkap Huang Hansheng (黃漢升), seorang jendral dari Zaman Tiga Negara. Huang Zhong adalah salah satu dari Lima Jenderal Macan Shu Han
Huang Zhong adalah penduduk asli Nanyang. Ia ditunjuk oleh penguasa Jingzhou, Liu Biao sebagai Zhonglang Jiang dan menjaga provinsi Changsha dengan keponakan Liu Biao, Liu Pan. Ketika Cao Cao menyerang Jingzhou, Huang pura-pura bersekutu dengannya. Huang diangkat sebagai Shan Jiangjun (Wakil Jendral) dan tetap bertugas di bawah pimpinan gubernur Changsha,Han Xuan.

Ketika Liu Bei berhasil menyatukan beberapa provinsi di Selatan, Huang bergabung dengannya. Ia ikut serta dalam penaklukan negeri Shu. Sejak ditugaskan di Jiameng dan perang melawan Liu Zhang, Huang selalu menjadi yang pertama dalam melakukan penyerangan terhadap musuh, dan jasa-jasanya dikenang oleh seluruh pasukan. Setelah penaklukan Yizhou, Huang diangkat menjadi Taolu Jiangjun (Jendral yang Menumpas Pemberontak).Di gunung Dingjun, Huang bertarung melawan pasukan Xiahou Yuan. Saat itu pasukan Xiahou Yuan merupakan pasukan elite yang sangat terlatih, sehingga Huang berkesimpulan bahwa pasukan tersebut mudah diprovokasi. Selanjutnya ia memerintahkan pasukannya untuk memancing pengejaran pasukan lawan sampai ke lembah. Di tengah bisingnya suara tambur perang dan sorak sorai, pasukan Huang Zhong membunuh Xiahou Yuan dalam pertempuran pertama sehingga pasukan Xiahou tercerai berai. Dari kemenangan tersebut, Huang diangkat menjadi Zhenxi Jiangjun (Jendral yang Menaklukkan Wilayah Barat).

Ketika Liu Bei menjadi pangeran Hanzhong, Huang diangkat menjadi Hou Jiangjun (Jendral Pasukan Belakang). Kata Zhuge Liang kepada Liu Bei, "Dahulu. ketenaran Huang Zhong jauh di bawah Ma Chao dan Guan Yu. Tetapi setelah pertempuran ini, dia bisa dianggap setara dengan mereka. Ma Chao dan Zhang Fei menyaksikan sendiri buktinya sehingga mereka seharusnya setuju. Akan tetapi, Guan Yu tidak bersama kita saat ini, dan jika ia mendengarnya, dia tidak akan senang." Jawab Liu Bei, "Aku akan menjelaskannya secara pribadi." Maka Huang disejajarkan dengan Guan Yu dan yang lainnya, serta dianugerahi gelar Marquis GuanNei. Pada tahun berikutnya, Huang Zhong meninggal dunia dan digelari Marquis Gang. Huang Zhong memiliki putra bernama Huang Xu tetapi ia meninggal dalam usia muda.
MA CHAO
Ma Chao (Hanzi:馬超),bernama lengkap Ma Mengqi (馬孟起), putra tertua dari Ma Teng, seorang jendral pada Zaman Tiga Negara. Dalam novel Kisah Tiga Negara karangan Luo Guan Zhong, Ma Chao juga dikenal sebagai anggota dari Lima Panglima Harimau dari negeri Shu Han.
Ma Chao (Mengqi) adalah orang asli Fufeng dari Maoling. Ayahnya (Ma Teng) rekan dari Bian Zhang dan Han Sui di daerah Xizhou pada akhir masa pemerintahan Han Ling Di.

Pada tahun ketiga ChuPing (192 M), Han Sui dan Ma Teng membawa pengikutnya dalam kunjungan resmi ke Chang An. Kekaisaran Han mengangkat Han Sui sebagai Zhen Xi Jiangjun (Jendral yang Mempertahankan Wilayah Barat), ditempatkan di Jing Cheng. Ma Teng diangkat sebagai Zheng Xi Jiangjun (Jendral yang Menguasai Wilayah Barat) dan ditempatkan di Tun Mei.

Selanjutnya, Ma Teng menyerang Chang An, tetapi ia gagal dan mundur ke propinsi Liang. Zhong Yao yang menjaga Guanzhong mengirim surat kepada Han Sui dan Ma Teng menawarkan bantuan. Ma Chao dikirim Ma Teng untuk membantu Zhong Yao melawan Guo Yan dan Gao Gan di Ping Yang. Dalam pertempuran tersebut, Pang De, anak buah Ma Chao berhasil membunuh Guo Yuan. Ma Teng, yang kemudian berselisih dengan Han Sui, mengirim petisi untuk ditempatkan di ibukota. Ma Teng dianugerahi gelar Weiwei (Komandan Penjaga Istana), sedangkan Ma Chao digelari Bian Jiangjun (Letnan Jendral) serta Marquis Duting.

Ma Chao mengumpulkan pasukan bersama Han Sui, Yang Qiu, Li Kan dan Cheng Yi untuk menyerang gerbang Tong. Di tengah medan tempur, Cao Cao bertemu Han Sui dan Ma Chao untuk berunding daripada berperang. Ma Chao ingin menunjukkan keperkasaannya dengan merencanakan menangkap Cao Cao secara mendadak. Hanya tatapan tajam Xu Chu sebagai pengawal pribadi Cao Cao yang mengurungkan niat Ma Chao. Selanjutnya Cao Cao menggunakan strategi Jia Xu untuk menciptakan perselisihan antara Ma Chao dan Han Sui yang mengakibatkan persekutuan mereka terpecah.Ma Chao melarikan diri dari pengejaran Cao Cao sampai ke An Ding. Yang Fu menyatakan bahwa Cao Cao pernah berkomentar "Ma Chao memiliki keberanian seperti Lu Bu dan Han Xin, dan juga kesungguhan hati bangsa Qiang dan Hun. Jika dia kembali dengan pasukan pada saat pertahanan kita lemah, semua pangkalan tentara di Long Shang akan jatuh ke tangan Ma Chao." Komentar tersebut menjadi kenyataan. Walaupun Long Shang telah memperkuat pertahanan, Ma Chao mampu membunuh gubernur provinsi Liang, Wei Kang dan menjadikan kota Yi sebagai pangkalannya.

Ma Chao menggelari dirinya Zheng Xi Jiangjun (Jendral yang Menguasai Wilayah Barat) dan menjadi gubernur provinsi Bing dan mengatur urusan militer di provinsi Liang. Mantan anak buah Wei Kang seperti Yang Fu, Jiang Yi, Liang Kuan dan Zhao Qu bersekutu untuk mengalahkan Ma Chao. Yang Fu dan Jiang Yi mendekati pasukan Ma Chao dari kota Lu saat Ma Chao berusaha menyerang mereka tetapi menemui kegagalan. Di saat yang bersamaan, Liang Kuan dan Zhao Qu menutup pintu kota Yi, menghalangi Ma Chao untuk kembali. Ma Chao terpaksa mengungsi ke Hanzhong, tempat Zhang Lu berkuasa. Zhang Lu tidak memiliki kemampuan untuk membantu rencana Ma Chao untuk merebut kembali kota Yi. Ketika mendengar Liu Bei telah mengurung Liu Zhang di kota Chengdu, ia menulis surat yang menunjukkan keinginan untuk bergabung dengan tentara Liu Bei.

Liu Bei mengirim beberapa pengikut untuk meminta Ma Chao agar segera bergabung dalam pengepungan Chengdu. Setibanya Ma Chao di luar kota Cheng Du, seluruh kota menjadi panik dan tak lama kemudian Liu Zhang menyerah. Ma Chao diangkat menjadi Ping Xi Jiangjun (Jendral yang Menentramkan Wilayah Barat) dan ditempatkan di daerah sekitar Ju. Ketika Liu Bei menjadi pangeran Hanzhong, dia memberi Ma Chao gelar semu Zuo Jiangjun (Jendral Pasukan Kiri). Pada tahun pertama Zhangwu (221 M), Ma Chao diangkat menjadi Biao Qi Jiangjun (Jendral Kavaleri yang Tangkas), gubernur provinsi Liang, serta Marquis Xi Liang.

Pidato Liu Bei mengatakan "Saya bukan seorang yang bijak dan baik, hanya mewarisi kehormatan dari nenek moyang saya. Cao Cao dan putra-putranya akan diingat dan disegani atas dosa dan kejahatan mereka sampai ke seluruh Tiongkok bahkan oleh bangsa Di dan Qiang. Anda (Ma Chao) adalah junjungan bangsa Utara dan keberanian Anda kekal dikenang di sana, bahkan mereka bersedia bertempur bersama Anda melalui jarak ribuan mil untuk melawan kejahatan. Anda diharapkan untuk mempersatukan mereka ke dalam budaya bangsa Han dan berlaku adil dalam memberikan balas jasa dan hukuman yang sepantasnya."

Pada tahun kedua, Ma Chao meninggal pada usia 47 tahun. Sebelum wafatnya, dia mengajukan permohonan, isinya: "Hamba pernah memiliki dua ratus orang di seluruh keluarga hamba, tetapi hampir semuanya dibunuh oleh Meng De (Cao Cao), kecuali adik sepupu saya, Ma Dai. Dia satu-satunya yang tersisa untuk melanjutkan garis keturunan keluarga, maka dari hati yang terdalam, hamba menitipkannya kepada Yang Mulia (Liu Bei) dan tak ada penyesalan dalam diri hamba." Ma Chao mendapat gelar anumerta Marquis Yue Wei dan putranya, Ma Cheng menggantikannya. Ma Dai diangkat menjadi Ping Bei Jiangjun {Jendral yang Menentramkan Wilayah Utara} dan digelari Marquis Chen Cang. Putri Ma Chao dinikahkan dengan Pangeran Anping, Liu Li.
ZHUGE LIANG
Zhuge Liang (Hanzi: 诸葛亮)(181–234) adalah seorang ahli strategi Tiongkok yang terkenal. Ia adalah ahli strategi bagi Liu Bei. Ia bernama lengkap Zhuge Kongming, juga dikenal sebagai Cukat Liang di kalangan Tionghoa Indonesia.

Ia mengikuti Liu Bei setelah Liu Bei dan kedua adik angkatnya membuat tiga kunjungan untuk menjemputnya menjadi ahli strategi negeri Shu. Terharu dengan keikhlasan dan kemurnian hati Liu Bei yang menangis kerana mengenangkan nasib rakyat di zaman peperangan itu, maka ia menghambakan diri kepada Liu Bei. Nasihat pertama yang diberikannya secara pribadi kepada Liu Bei adalah "Longzhong Plan", yaitu tentang pendirian tiga negara besar di tanah Tiongkok, yaitu Wei, Wu dan Shu. Nasihat pertama Zhuge Liang ini menjadi kenyataan setelah beberapa tahun membantu Liu Bei di dalam peperangan untuk menegakkan dinasti Han yang telah rapuh.

Kebesarannya menyebabkan ia digelari salah satu dari 6 perdana menteri terbesar dalam sejarah Tiongkok.

Zhuge Liang acapkali dilukiskan sedang memakai sebuah jubah dan memegang kipas yang terbuat dari bulu burung bangau.

Ishikawa Goemon - Si "Robin Hood" dari Jepang yang di Rebus hidup-hidup

Ishikawa Goemon (1558-1594) adalah seorang pencuri terkenal di jepang yang hampir mirip "perbuatan" nya dengan Robin Hood, "pahlawan bandit" legendaris yang mencuri emas dan barang-barang berharga lalu memberikannya kepada orang-orang miskin.
Dalam satu versi cerita, Goemon mencoba membunuh Hideyoshi untuk membalas atas kematian istrinya dan penangkapan putranya, Gobei. Dia memasuki ruangan Hideyoshi tapi terantuk meja (ga profesional nih ). Para samurai penjaga pun akhirnya terbangun dan Goemon tertangkap. Ia dijatuhi hukuman mati dengan cara direbus hidup-hidup dalam kuali besi bersama putranya yang masih muda, namun mampu menyelamatkan anaknya dengan memegang dia di atas minyak.

Dalam versi yang kedua, Goemon ingin mencuri "burung berharga" Hideyoshi, tapi burung tersebut bersuara sehingga menimbulkan kegaduhan. Seluruh keluarganya dihukum mati, tapi Gobei diselamatkan oleh Goemon.

Tapi yang diyakini dari kedua versi cerita diatas adalah, bahwa Ia dihukum mati dengan cara di rebus hidup-hidup

Hideyoshi Toyotomi - Si Samurai tanpa pedang

Hideyoshi TOYOTOMI, atau TOYOTOMI Hideyoshi (catatan: Orang jepang menuliskan nama keluarga lebih dahulu, kemudian nama kecil/namanya sendiri, seperti halnya orang China dan Korea, tapi oleh orang barat cenderung dirubah: Nama kecil dulu baru nama keluarga), adalah seorang yang sangat berpengaruh dalam sejarah Jepang, bahkan dia disebut-sebut sebagai orang yang berhasil mempersatukan Jepang pada akhir abad 16 (1590an), setelah 2 abad lebih Jepang terpecah dalam perang saudara (Sengoku Jidai).
Hideyoshi, terlahir di provinsi OWARI sebagai seorang anak samurai petani (pada masa itu, kaum petani masih seringkali ikut serta dalam perang) yang karena cidera saat perang, ayahnya tidak lagi bisa menghidupi keluarganya. Karena itulah, masa kecil Hideyoshi (yang konon masa kecilnya bernama Hiyoshi/Hiyoshimaru, Novel Taiko, Eiji Yoshikawa) penuh dengan penderitaan. Apalagi, konon Hiyoshi adalah seorang anak yang sangat nakal dan seringkali menyusahkan keluarganya.

Pada suatu saat, karena kenakalannya, dia dikirim untuk mengabdi ke sebuah kuil Budha, tetapi karena kenakalannya juga, dia akhirnya diusir dari kuil tersebut. Kemudian dia mengembara sampai ke daerah klan Imagawa, dan karena kebaikan hati seorang Matsushita Yukitsuna dia mengabdi pada klan tersebut, dan diberi nama Kinoshita Tokichiro .

Kemudian pada tahun 1557 dia kembali ke Owari dan mengabdi pada Oda Nobunaga, yang waktu itu masih sangat muda ketika mewarisi klan Oda dari ayahnya yang gugur dalam perang; Oda Nobuhide. Waktu itu, Kinoshita Tokichiro diangkat sebagai pembawa sandal Oda Nobunaga.

Pada tahun 1560, Tokichiro ikut bertempur dalam perang Okehazama, dan pada tahun 1564 dia mendapat nama Hideyoshi atas keberhasilannya mempengaruhi beberapa jenderal pendukung Saito Dousan agar berpihak pada Oda Nobunaga. Dan pada tahun 1567 berkat Hideyoshi, Kastil Inabayama milik Klan Dousan pun dapat dengan mudah dilumpuhkan (dengan cara Hideyoshi dan beberapa orang menyusup melewati jalan di belakang kastil, kemudian membuat kekacauan didalam kastil yang membuat pertahanan mereka jadi kacau balau). Atas jasa tersebut Hideyoshi memperoleh nama keluarga Hashiba, jadi saat itu nama lengkapnya adalah HASHIBA Hideyoshi.

Secara perlahan dan meyakinkan, Hideyoshi berhasil memenangkan berbagai pertempuran, dan pangkatnya yang awalnya hanya pembawa sandal, kemudian menjadi seorang perwira dengan sedikit anak buah, akhirnya mendapatkan kepercayaan penuh dari Oda Nobunaga untuk membawahi lebih dari 15.000 orang pasukan, dan dengan suksesnya memperluas wilayah kekuasaan klan Oda.

Pada 20 Juni 1580, Oda Nobunaga terbunuh oleh pengkhianatan anak buahnya sendiri; Akechi Mitsuhide, di Honnoji (Kuil Honno) di Tokyo. Kemudian, Hideyoshi dan anak tertua Nobunaga, Nobutada, memipin pasukan untuk menumpas Akechi Mitsuhide, dan menang dalam pertempuran Yamazaki.

Kemudian, Hideyoshi memipin peninggalan Klan Oda dan terus melanjutkan ekspansinya untuk menguasai Jepang.

Pada tahun 1585, Hideyoshi resmi menyatukan Jepang dibawah kekuasaanya. Dia kemudian meminta gelar Shogun kepada Kaisar, tetapi karena dia hanya keturunan petani, maka permintaanya ditolak. Namun sebagai gantinya,dia mengangkat dirinya sendiri menjadi Kampaku. Kemudian Hideyoshi memperoleh nama marga Toyotomi dari Kaisar, dan pada tahun 1586.

Pada tahun 1592 Hideyoshi mengundurkan diri dari jabatan Kampaku, dan menjadi seorang TAIKO(semacam pejabat yang pensiun, tapi masih menjabat sebagai semacam penasihat), dan mengangkat keponakannya, Hidetsugu sebagai Kampaku.

Salah satu pepatah yang Hideyoshi pernah katakan “Hal yang paling menarik dari sebuah keberhasilan bukannya ketika keberhasilan itu sudah tercapai, tetapi ketika kita bersusah payah untuk meraihnya”. Dan mungkin karena itulah, setelah berhasil menyatukan Jepang dibawah kekuasaanya, dia berambisi lebih besar lagi.

Hideyoshi bermaksud menginvasi China, tetapi Korea menolak untuk memberi jalan kepada pasukan Jepang untuk melewati daerahnya. Akhirnya pada 1591 dia menginvasi korea, dan sukses menduduki Seoul. Tapi kemudian Admiral Yi Sun-sin menyerang balik kapal-kapal Jepang, dibantu oleh pasukan China (waktu itu di perinah oleh Dinasti Ming) sehingga pasukan Jepang kehabisan persediaan. Kemudian pada 1593 pasukan Jepang mundur.

Pada 1597 untuk kedua kalinya, Hideyoshi mencoba menginvasi Korea, tapi gagal total.

Hideyoshi akhirnya meninggal pada tahun 1598, dengan meninggalkan anaknya, Hideyori yang masih berusia 6/7 tahun.

Pada tahun 1600, Tokugawa Ieyasu memberontak, dan berhasil memperoleh kekuasaan setelah menang dalam perang Sekigahara.

Hideyori yang berusaha membangun kembali pasukannya di benteng Osaka, akhirnya berhasil ditumpas dan melakukan seppuku pada tahun 1615.

————-

Pada akhirnya, Hideyoshi bukanlah orang baik. Bahkan dia bisa dibilang jahat. Dia telah membunuh ribuan orang Jepang dan Orang Korea, mungkin sampai ratusan ribu.

Hideyoshi juga dikenal sebagai seorang yang sangat jelek, badannya kecil, mukanya lancip dan matanya besar, bahkan oleh Oda Nobunaga dia sering dipanggil Monyet.

Dia juga suka main wanita, dan sangat menyukai minuman keras (sake).

Tapi dia juga seorang yang besar, cerdik, pantang menyerah, dan bertekad baja.

Dia lahir sebagai seorang anak petani miskin dan menderita, tetapi dia meninggal sebagai seorang yang mempunyai kekuasaan tertinggi di Jepang. Padahal, pada masa itu, seorang petani tidak mungkin untuk menjadi seorang pejabat (Samurai). Tidak heran jika oleh orang-orang yang tidak menyukainya, Hideyoshi dan pengikutnya disebut sebagai ROUNIN

Data Tadakatsu

tu Tokugawa kalah dan terpaksa melarikan diri dari kejaran Hideyoshi. Hanya dengan beberapa prajuritnya, Honda bersama Ishikawa Yasumichi berhasil menghadang pasukan pengejar yang jumlahnya jauh lebih besar (sekitar 1 banding 50) dari tepi Sungai Shonai. Hideyoshi takjub melihat keberanian dan keperkasaannya sehingga dia memerintahkan pasukannya agar jangan mencelakainya.

Tahun 1586 di Kyoto Tadakatsu Honda dianugerahi gelar Nakatsukasa-taiyu. Setelah Hideyoshi mangkat, dia turut berperang dalam Pertempuran Sekigahara di tahun 1600, pertempuran besar yang paling menentukan dalam sejarah Jepang melawan keturunan Hideyoshi dan daimyo-daimyo yang pro padanya. Atas jasanya itu, Tokugawa menganugerahinya daerah yang subur dan luas di Izu (Kuwana). Honda wafat pada tahun 1610, dia dianggap sebagai jendral Tokugawa yang paling setia dan paling perkasa, bahkan konon kabarnya dia tidak pernah terluka serius sekalipun dalam setiap pertempurannya. Dalam medan perang dia dapat dikenali dari helmnya yang berhiaskan tanduk rusa.
Pelayanannya pada Tokugawa diteruskan oleh anak-anaknya Tadamasa (1575-1638) dan Tadatomo (1582-1615) yang keduanya juga berjasa dalam pertempuran berikutnya, yaitu Pertempuran Osaka (1614 dan 1615).

Data Lubu

Lahir: 153
Wafat: 198


Lü Bu, nama lengkap Lü Fengxian, lahir di Wuyuan (sekarang di wilayah Mongolia Dalam) adalah seorang jenderal terkenal dari penghujung zaman Dinasti Han dan Tiga Negara.Lu Bu dengan ciri khas memakai penutup kepala dengan ekor, ia memiliki kuda yang sangat kuat : red hare

Lü Bu merupakan salah satu jenderal perang terhebat sepanjang sejarah China, yang ahli dalam berkuda, memanah, dan pertarungan dengan senjata. Terkenal oleh kekuatannya dan kehebatannya dalam medan pertempuran, namun demikian juga ahklaknya yg buruk, suka berubah-rubah, dan tidak dapat dipercaya. Ia juga adalah seorang yang menghalalkan segala cara untuk mewujudkan ambisinya. Lü Bu pertama kali mengabdi kepada Ding Yuan, yang kemudian berkomplot bersama He Jin untuk membunuh para menteri istana sepeninggal Kaisar Lingdi dan naik pangkat menjadi letnan jenderal.


Setelah Dong Zhuo mengangkat diri sebagai perdana menteri, ia kemudian menjadikan Lü Bu sebagai anak angkatnya dan panglima perang kekaisaran. Dengan Lü Bu di pihaknya Dong Zhuo memiliki kekuatan besar untuk menguasai dan melakukan kejahatan. Dong Zhuo mengambil alih ibukota dan kekaisaran serta melakukan banyak kejahatan yang juga membut banyak orang sedih dan menderita. Pertarungan besarnya adalah ketika ia ditugaskan menjaga benteng Hu Lao dari kepungan aliansi musuh. Tidak ada seorangpun yang menjadi tandinganya, hanya seorang Zhang Fei bertahan mengahadapinya. Jenderal besar Guan Yu dari pihak Liu Bei ikut membantu Zhang Fei, namun Lü Bu tetap bertahan tanpa menunjukan kelelahan yang berarti. Bergabungnya Liu Bei akhirnya memaksa Lü Bu mundur. Benteng Hu Lao berhasil ditaklukan, Dong Xhuo membakar ibukota dan melakukan eksodus besar-besaran dari Luo Yang ke Chang An. Wang Yun, salah seorng menteri mengatur siasat untuk membunuh Dong Zhuo, ia kemudian menggunakan anaknya Diao Chan, seorang penari yang sangat mempesona untuk memancing Lü Bu membunuh Dong Zhuo. Wan Yun berjanji akan menikahkan Lü Bu dengan putrinya Diao Chan jika Lu Bu berhasil membunuh Dong Zhuo. Karena sifat Dong Zhuo yang tidak sabar dan bertemperamen kasar, Lü Bu akhirnya murka dan membunuh Dong Zhuo atas hasutan Wang Yun tersebut.

Li Jue, bawahan Dong Zhuo memimpin pasukan menyerang dan mengusir Lü Bu dari ibukota, Lü Bu melarikan diri dalam pengasingan, mencari perlindungan kepada Yuan Shu, yang menolak untuk menerimanya, lalu ia juga pergi kepada Yuan Shao, Zhang Miao dan Liu Bei.

Ia akhirnya menyusun kekuatan di Xia Pi, di mana ia sering terlibat pertempuran dengan Cao Cao. Tahun 198, Cao Cao menyerang Xia Pi dan memukul mundur pasukan Lü Bu terus menerus serta akhirnya mengepung pasukan Lü Bu selama 3 bulan. Lü Bu dengan moral pasukan yang rendah diperparah dengan pengkhianatan bawahannya, Hou Cheng, Song Xian dan Wei Xu. Lü Bu tertangkap oleh Cao Cao, yang kemudian ia menawarkan jasanya untuk bekerja sebagai bawahan Cao Cao. Namun Liu Bei mengingatkan Cao Cao bahwa Lü Bu tidak dapat dipercaya dan membiarkannya hidup sangat berbahaya. Lü Bu kemudian dieksekusi oleh Cao Cao.

Kenshin Uesugi

Uesugi Kenshin (上杉 謙信 ?) (18 Februari 1530 atau 21 Januari tahun ke-3 era Kyōroku - 19 April 1578 atau 13 Maret tahun ke-6 era Tenshō) adalah daimyo zaman Sengoku dari provinsi Echigo.

Uesugi Kenshin menggunakan beberapa nama sepanjang hidupnya. Nama aslinya adalah Nagao Kagetora. Nama resmi sewaktu masih menggunakan nama keluarga Nagao adalah Taira no Kagetora, dan nama resmi yang dipakai sewaktu menggunakan nama keluarga Uesugi adalah Fujiwara no Masatora, sedangkan Fujiwara no Terutora adalah nama resmi yang dipakai sebelum menggunakan nama Uesugi Kenshin.

Lahir dari klan Nagao yang secara turun temurun menjabat shugo di provinsi Echigo. Kenshin menerima marga Uesugi dari ayah angkatnya yang bernama Uesugi Norimasa dan mewariskan jabatan Kantō kanrei (penguasa wilayah Kanto). Pada masa pemerintahannya, Echigo mengalami masa perang dan masa damai yang berulang-ulang akibat pertikaian berkelanjutan Uesugi Kenshin dengan Takeda Shingen dan Hōjō Ujiyasu.


Penguasa Echigo
Istana Kasugayama

Lahir tanggal 21 Januari tahun ke-3 era Kyōroku (1530) di Istana Kasugayama dari ayah bernama Nagao Tamekage yang menjabat shugodai provinsi Echigo. Setelah sang ayah wafat karena sakit di tahun 1536 dan jabatan katoku (kepala keluarga) diteruskan oleh kakak Kenshin yang bernama Nagao Harukage, Kenshin terpaksa mondok di kuil Risenji untuk belajar agama Buddha di bawah bimbingan pendeta Tenshitsu Kōiku.

Di sekitar tahun 1543 setelah diresmikan menjadi orang dewasa, Kenshin menyebut dirinya sebagai Nagao Kagetora dan menjadi penguasa Istana Tochio. Sementara itu, perang saudara terjadi di Echigo akibat kontroversi pengangkatan anak dari Date Tanemune oleh pejabat shugo yang bernama Uesugi Sadazane. Nagao Kagetora yang baru saja diresmikan sebagai orang dewasa terpaksa tampil untuk pertama kali dalam pertempuran karena sang kakak (Nagao Harukage) sakit-sakitan dan tidak dapat menumpas pemberontakan yang didalangi kalangan bangsawan di Echigo.

Pada tahun 1564, penguasa Istana Kurotaki yang bernama Kuroda Hidetada memimpin pemberontakan melawan klan Nagao. Kagetora menerima perintah dari Uesugi Sadazane untuk memimpin pasukan sebagai pengganti sang kakak Nagao Harukage. Pasukan Nagao yang dipimpin oleh Kagetora akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Kuroda.


Pewaris nama keluarga Uesugi

Pada tahun 1550, Nagao Masakage mengajak para pengikutnya melakukan pemberontakan karena tidak puas Nagao Kagetora berhasil menjabat kepala keluarga klan Nagao. Pemberontakan ini bisa diredakan Kagetora di tahun berikutnya. Sementara itu, Uesugi Norimasa pejabat Kantō kanrei (penguasa wilayah Kanto) yang berkedudukan di Kōzuke (Istana Hirai) diserang klan Gohōjō dari Odawara. Norimasa meminta pertolongan pasukan Kagetora untuk menghadapi pasukan klan Gohōjō. Kagetora langsung menanggapi permintaan bantuan Norimasa karena klan Hōjō memang selalu mengincar Echigo. Keberadaan Kōzuke juga penting sebagai wilayah penyangga bagi Echigo. Pasukan Kagetora berhasil menaklukkan pasukan Hōjō dan Norimasa kemudian bisa kembali ke Istana Hirai.

Pada tahun 1553, Kagetora bertugas ke Kyoto untuk Kaisar Gonara dan Ashikaga Yoshiteru yang merupakan shogun ke-13 dari Keshogunan Muromachi. Pada tahun yang sama, Murakami Yoshikiyo dan pengikutnya dari provinsi Shinano diserang oleh Takeda Harunobu (Takeda Shingen) dari provinsi Kai. Provinsi Shinano berhasil direbut oleh pasukan Takeda, sehingga Murakami Yoshikiyo dan pengikutnya datang meminta pertolongan Kagetora untuk merebut kembali Shinano. Kagetora menanggapi permintaan bantuan Yoshikiyo dan pasukan Uesugi dikerahkan untuk menghadapi pasukan Takeda. Pasukan Uesugi berhadap-hadapan dengan pasukan Takeda di tempat yang bernama Kawanakajima (sekarang berada di sebelah selatan luar kota Nagano, Prefektur Nagano). Pertempuran yang pertama kali antara pasukan Uesugi dan pasukan Takeda terjadi Kawanakajima pada tahun 1553. Pertempuran antara pasukan Takeda dengan pasukan Uesugi terkenal sebagai Pertempuran Kawanakajima yang pecah secara berulang-ulang hingga 5 kali di tahun 1553, 1555, 1557, 1561 dan 1564.

Pada tahun 1554, pengikut Kagetora bernama Kitajō Takahiro memimpin pemberontakan bekerja sama dengan Takeda Shingen. Kagetora turun sebagai pemimpin pasukan dan berhasil menumpas pemberontakan di tahun 1555. Pada tahun yang sama juga pecah Pertempuran Kawanakajima tahap kedua tanpa ada pihak yang kalah atau menang. Perdamaian bisa dicapai berkat jasa Imagawa Yoshimoto dari provinsi Suruga sebagai penengah dan pasukan kedua belah pihak ditarik mundur.


Hōjō Ujiyasu memanfaatkan kesempatan untuk melakukan serangan balasan ke Echigo ketika Kenshin berkali-kali harus berhadapan dengan Takeda Shingen dalam Pertempuran Kawanakajima. Pada saat itu, Uesugi Kenshin yang sedang dikenal dengan nama Uesugi Masatora sekali lagi mengganti nama menjadi Uesugi Terutora untuk mengikuti nama shogun Ashikaga Yoshiteru. Sebagian besar wilayah klan Uesugi di wilayah Kanto berhasil direbut klan Gohōjō. Selama beberapa tahun, Terutora berusaha merebut kembali wilayah kekuasaannya tapi tidak berhasil. Akibat perang berkelanjutan untuk merebut wilayah yang telah direbut klan Gohōjō, Terutora gagal mengamankan wilayah kekuasaan yang masih dimiliki, misalnya Istana Karasawayama di Shimotsuke dan Istana Oda di Hitachi yang berkali-kali berganti kepemilikan dari klan Uesugi ke klan Hōjō dan sebaliknya. Pada akhirnya hanya sebagian kecil bagian timur provinsi Kōzuke yang tetap menjadi milik klan Uesugi.

Uesugi Terutora kemudian mengalihkan perhatian pada provinsi Etchū. Pada tahun 1568, pasukan Uesugi mulai menyerang Etchū. Pada tahun yang sama, salah seorang menteri bernama Honjō Shigenaga yang merupakan kaki tangan Takeda Shingen mengadakan pemberontakan yang gagal di tengah jalan. Di tahun berikutnya (1569), Honjō Shigenaga kembali melakukan pemberontakan tapi kembali dapat ditumpas pasukan Uesugi.

Pada tahun 1570, Terutora menjalin persekutuan dengan Hōjō Ujiyasu dengan maksud untuk mengepung Takeda Shingen dari dua front. Persekutuan dibuat dengan Hōjō Ujiyasu yang sebetulnya merupakan musuh besar Terutora. Pada saat itu, putra ke-7 dari Hōjō Ujiyasu yang bernama Hōjō Saburō dijadikan anak angkat. Terutora ternyata sangat menyukai putra angkatnya yang baru dan memperlakukan Saburō seperti layaknya anggota keluarga sendiri. Hōjō Saburō kemudian dikenal sebagai Uesugi Kagetora setelah Terutora memberinya nama Kagetora yang merupakan nama kecil Kenshin.

Pada saat itu, Uesugi Terutora juga mengganti nama menjadi Uesugi Kenshin.

Akhir hayat

Pada tahun 1571, persekutuan antara klan Uesugi dan klan Gohōjō bubar dengan wafatnya Hōjō Ujiyasu. Pada tahun 1572, Uesugi Kenshin menjalin persekutuan dengan Oda Nobunaga untuk menekan Takeda Shingen. Pada saat yang hampir bersamaan, Kenshin juga harus berhadapan dengan kekuatan pemberontak Ikko Ikki di Etchū.

Takeda Shingen tutup usia karena sakit di tahun 1573. Dengan hilangnya ancaman dari klan Takeda, Kenshin dengan mudah dapat menguasai provinsi Etchū dan bergerak maju menyerang provinsi Kaga.

Pada tahun 1574, Kenshin memimpin pasukan ke Kantō untuk bertempur melawan Hōjō Ujimasa. Pada saat itu, Kenshin juga perlu menghadapi kekuatan Oda Nobunaga yang semakin kuat dan telah menjadi ancaman. Pada tahun 1576, Kenshin membuat perjanjian perdamaian dengan pendeta Kennyo dari kuil Honganji sehingga perjanjian perdamaian dengan Nobunaga menjadi batal. Kenshin berhasil menjadi kekuatan anti Nobunaga yang harus diperhitungkan setelah bersekutu dengan kuil Honganji.

Kenshin dapat menguasai provinsi Noto setelah hancurnya Klan Hatakeyama di tahun 1577. Pada tahun yang sama, pasukan Uesugi dengan mudah berhasil mengalahkan pasukan Oda yang dipimpin Shibata Katsuie dalam Pertempuran Tetorigawa.

Pada tanggal 13 Maret 1578, Uesugi Kenshin meninggal karena sakit. Pada waktu itu Uesugi Kenshin masih berusia 49 tahun.

Sebelum wafat, Uesugi Kenshin sedang mempersiapkan ekspedisi panjang untuk menaklukkan wilayah yang dikuasai Nobunaga, dengan tujuan akhir Kyoto sekaligus menghabisi Oda Nobunaga. Ada juga pendapat yang mengatakan Kenshin sedang bersiap-siap melakukan penyerangan atas Kanto. Setelah wafatnya Takeda Shingen dan Uesugi Kenshin, Oda Nobunaga kehilangan musuh yang patut diperhitungkan sekaligus merupakan kemunduran besar kekuatan anti Nobunaga.



Kenshin juga terkenal cerdas dalam soal taktik berperang dan pandai berdiplomasi dengan musuh sehingga selama hidupnya hampir selalu menang dalam pertempuran. Kenshin sekalipun tidak pernah kalah dalam berbagai pertempuran melawan Takeda Shingen dan Hōjō Ujiyasu yang merupakan musuh besarnya.


Penyebab kematian Kenshin merupakan teka-teki yang belum terpecahkan. Pendarahan dalam otak (Cerebral hemorrhage) akibat kebiasaannya menenggak minuman keras merupakan teori yang umum diterima oleh sejarawan. Sumber lain mengatakan Kenshin dibunuh ninja yang dikirim oleh Oda Nobunaga. Sumber lain mengatakan Kenshin meninggal akibat penyakit kandungan.

Puisi kematian Kenshin berbunyi "gokuraku mo, jigoku mo saki wa, ariake no, tsuki no kokoro ni, kakaru kumo nashi" (「極楽も 地獄も先は 有明の 月の心に 懸かる雲なし」 ?, Di surga, juga di neraka sana, di saat dini hari, di dalam hati sang bulan, tiada diliputi awan) dan "yonjūkyū-nen, issui yume, ichigo eiga, ippai sake" (「四十九年 一睡夢 一期栄華 一盃酒」 ?, Empat puluh sembilan tahun, bagai mimpi dalam tidur, kejayaan yang sekejap, secangkir sake).

Sanada Yukimura : A hero who may appear once in hundred years

Sanada Saemon-no-Suke Yukimura begitulah nama lengkapnya. Dia adalah anak kedua dari Sanada Masayuki
Tahun 1582, aliansi Oda Nobunaga dan Tokugawa Ieyasu menghancurkan klan Takeda sehingga klan Sanada pun menyerah pada Oda Nobunaga. Namun setelah Nobunaga terbunuh dalam Insiden Honouji, klan Sanada menjadi independen tanpa tuan. Mereka berturut-turut mengabdi pada klan-klan kuat pada masa itu seperti Uesugi, Hojo, dan Tokugawa. Tahun 1585, Yukimura dikirim sebagai sandera untuk klan Uesugi oleh ayahnya, dia tinggal disana dibawah pengawasan Suda Chikamitsu. Setelah kembali, dia menikahi salah seorang anak perempuan Otani Yoshitsugu.

Tahun 1600, Pertempuran Sekigahara meletus antara pasukan barat yang dipimpin Ishida Mitsunari, wali klan Toyotomi dan pasukan timur yang dipimpin Tokugawa Ieyasu. Dalam pertempuran ini Yukimura dan ayahnya, Masayuki berpihak pada pasukan barat, namun kakaknya, Sanada Nobuyuki berpihak pada Tokugawa. Yukimura meraih popularitasnya dalam pertahanan Kastil Ueda dimana dia menahan 40.000 tentara yang dipimpin Tokugawa Hidetada hanya dengan 2000 orang. Tokugawa Ieyasu hampir menghukum mati seluruh klan Sanada karena perlawanan mereka yang keras itu, namun karena memandang Nobuyuki yang berpihak padanya, dia hanya mengasingkan Yukimura dan Masayuki ke Kudoyama, provinsi Kii. Disana, Masayuki meninggal, desas-desus mengatakan dia dibunuh atas perintah Tokugawa Ieyasu.

Duabelas tahun kemudian, hubungan antara klan Tokugawa dan Toyotomi mulai memanas kembali, Ieyasu merasa Toyotomi Hideyori yang telah menginjak usia dewasa menjadi ancaman baginya. Klan Toyotomi sendiri juga mulai menghimpun kekuatan kembali untuk membalas kekalahan di Sekigahara, mereka merekrut para ronin/ samurai tak bertuan untuk menghadapi Tokugawa. Tahun 1614, Yukimura meloloskan diri dari Kii dan mengabdikan diri pada Toyotomi. Musim dingin tahun itu, Kastil Osaka kediaman Toyotomi dikepung. Yukimura memperkuat pertahanan di sebelah selatan kastil yang lemah, dari sini dia bertempur dengan pasukan Tokugawa dengan menggunakan senjata api. Pasukannya yang berjumlah 7000 orang bertahan dengan gigih menahan 10.000 pasukan Tokugawa selama sebulan. Menghadapi situasi ini, Tokugawa menawarkan negosiasi damai. Hideyori menerima negosiasi ini sehingga memberi kesempatan bagi Tokugawa untuk menghimpun kekuatan untuk mengadakan penyerangan lagi tahun berikutnya.

Mei 1915, dalam Pertempuran Musim Panas Osaka, Yukimura tidak lagi bertempur secara defensif, kali ini dia melancarkan penyerbuan berskala besar langsung ke posisi penting pasukan musuh. Serbuannya begitu dahsyat sehingga beberapa kali berhasil menerobos kemah utama Tokugawa. Bahkan konon kabarnya Tokugawa sendiri hampir melakukan bunuh diri karenanya, namun cerita ini sepertinya hanya dramatisasi saja. Yukimura menerobos kemah utama sebanyak tiga kali dan hampir mendekati Tokugawa dalam jarak beberapa meter saja. Dalam kepungan pasukan Tokugawa dia bertempur dengan gagah berani. Namun dia harus tumbang karena jumlah pasukan musuh yang demikian banyaknya, tubuhnya sudah lelah dan penuh luka. Dalam kondisi demikian, dia membuka helmnya dan berseru “Aku Sanada Yukimura, seorang musuh yang sepadan dengan kalian, namun aku sudah terlalu lelah untuk bertempur !”. Seorang samurai Tokugawa, Nishio Nizaemon menerjang ke arahnya dan mengakhiri hidupnya.
Makam Sanada Yukimura di Kuil Yasui, Osaka

Yukimura adalah seorang jago pedang, ahli strategi dan jendral berbakat yang disegani kawan maupun lawan. Tokugawa sendiri mengaguminya dan memendam rasa takut padanya hingga ajalnya. Kematiannya yang heroik membuatnya dianggap sebagai prajurit terhebat dan tokoh paling populer dalam periode Sengoku. Dia seringkali dijuluki pahlawan yang muncul setiap seratus tahun sekali. Legenda mengatakan dia juga anggota salah satu perkumpulan ninja dan mempunyai sepuluh bawahan yang dikenal sebagai

Fuma Kotaro - Pembunuh Hattori Hanzo

Fuma Kotaro (1550–1610) juga dipanggil kazama. Kotaro lahir di propinsi Sagami, banyak kejadian sejarah yang tidak mencatat tentang ninja ini. bagaimana aktifitasnya dan apa saja yang telah dilakukan bagai menghilang. Dia adalah keturunan kelima dari pemimpin klan Fuma yang bekerja untuk klan Hojo. di tahun 1570an Kotaro dikirim untuk membunuh Takeda Shingen, tetapi banyak cara yang telah dilakukan oleh kotaro dan ternyata gagal. Tapi ada satu kejadian di tahun 1573 dia hampir membunuh Takeda ketika Takeda melakukan penyerangan ke markas musuh.

Pada bulan maret 1581, benteng Hojo diserang oleh pasukan Takeda Katsuyori, dia membangun benteng / markas di gunung yang berlawanan arah dengan benteng Hojo. Kotaro dan beberapa ninjanya melakukan taktik berupa serangan malam dengan beberapa orang dan berusaha memancing agar lawan menyerang. tapi taktik ini akhirnya memberikan kemenangan pada kubu klan Hojo karena Kotaro dan ninjanya melakukan serangan malam yang merusak dan menghancurkan mental pasukan lawan. Mereka membunuh banyak paasukan lawan dan membunuh secara brutal sehingga menyebabkan pasukan lawan harus berjaga tiap malam dan siang. Hal ini menyebabkan kekuatan pasukan lawan menurun dan menyebabkan ketakutan berlebihan di kalangan pasukan Takeda Katsuyori. Setelah beberapa dekade klan ninja fuma hanya menjadi sekelompok bajak laut / sekelompok bandit yang meresahkan masyarakat. Di tahun 1596 Ieyashu Tokugawa memerintahkan Hattori Hanzo untuk membekuk kelompok ninja tersebut. Hattori membangun kapal yang besar dengan perlengkapan dan meriam besar. Dia tahu kalau klan Fuma berlayar dengan menggunakan beberapa kapal2 kecil dan sebuah kapal selam kecil bernama Funakainin. Ketika kapal telah selesai dibuat Hattori dan krunya berlayar ke Selat Sou untuk mencari klan Fuma. Disana mereka menemukan markas lawan dengan beberapa kapal kecil berderet tanpa pasukan. Hattori akhirnya menembakan meriam dan menghancurkan beberapa kapal lawan. Melihat kapal lawan yang mengalami kerusakan dan berusaha melarikan diri Hattori memerintahkan kru kapal untuk mengejarnya, mereka akhirnya mengejar sampai ke sungai kecil. Ternyata ini adalah sebuah jebakan dari klan fuma untuk memancing kapal lawan ke sungai kecil dan menyerang mereka. Kotaro memerintahkan pasukannya untuk menembakkan panah api ke kapal Hattori. Karena kapal yang mulai terbakar Hattori memerintahkan krunya untuk melompat ke sungai, tetapi mereka menolak. Akhirnya Hattori memerintahkan krunya untuk melemparkan mesiu ke sungai. Hal ini sia2 karena Kotaro telah memerintahkan pasukannnya untuk melemparkan minyak ke sungai dan mulai membakarnya. Hatori dan krunya akhirnya mati di kapalnya karena terbakar. Rahasia keberhasilan ini karena adanya kapal selam kecil yang dapat menyusup ke kapal lawan dan menyulut api dari dalam

Fuma Kotaro kemudian menghilang dalam kabut sejarah tanpa ada penulisan sejarah mengenai keberadaan dan kematiannya.

Mitsuhide Akechi - Sang Pengkhianat Devil King

Selasa, 03 November 2009

Sejarah Perang Jepang








Hattori Hanzo, Iga Ninja Paling Terkenal dalam Sejarah Jepang
Hattori Hanzo 服部 半蔵 (1542-23 Desember 1596),
dikenal pula dengan nama Hattori Masanari, adalah salah seorang ninja terkemuka dalam sejarah Jepang. Ia
sering muncul dalam manga dan novel fiksi, digambarkan berpakaian serba hitam serta memiliki kemampuan ninjutsu yang luar biasa. Mulai dari ilmu meringankan tubuh, menyelam, bergerak di bawah tanah sampai menyamarkan diri di kegelapan. Ironisnya, dalam berbagai ensiklopedia sejarah, Hanzo jarang tertulis atau terkenal sebagai seorang ninja. Yang pasti, ia tercatat melayani Tokugawa Ieyasu dengan sangat setia. Atas kepandaiannya dalam menyusun taktik, ia mendapat julukan Oni-Hanzo (Devil Hanzo).



Hattori Hanzo Early Life
Dalam legenda, Hattori Hanzo tercatat sebagai seorang superhuman ninja warrior. Dikisahkan Hanzo memiliki kemamuan untuk menghilangkan diri yang sangat sempurna. Ia juga menguasai ilmu penggunaan tali untuk menangkap musuh secara tepat. Kemampuan psychokinesis dan psychomancy pun konon dikuasai oleh Hanzo, membuatnya dapat memprediksikan taktik serta kekuatan lawan secara akurat. Selain seorang ninja, ia juga dikenal sebagai ahli pedang berkemampuan tinggi, seorang penyusun taktik jitu sekaligus piawai dalam memakai tombak. Hattori Hanzo mulai belajar ilmu bela diri pada usia 8 tahun di Gunung Kurama dan pada usia 12 tahun berhasil menjadi seorang ninja. Di usia 18 tahun, Hanzo dengan sukses menggapai posisi master ninja. Ayahnya, yakni Yasunaga, melayani Matsudaira Kuyoyasu selaku pemimpin klan Mikawa sekaligus kakek dari Ieyasu Tokugawa. Meski terlahir dan dibesarkan di provinsi Mikawa, ia sering kembali ke Iga selaku rumah dari keluarga Hattori yang memiliki kekuasaan sebagai pemimpin komunitas ninja di provinsi Iga.
Hanzo dan Ieyasu Tokugawa

Hubungan antara Hanzo dan Tokugawa Ieyasu, shogun Jepang, bermula saat Hanzo berumur 26 tahun. Ketika tinggal di Mikawa, ia menantang Hanzo untuk menahan nafas dalam air dan bahkan mencekik leher Hanzo dengan selembar kain. Tantangan itu dihadapi Hanzo dengan tenang dan akhirnya ia keluar menjadi pemenang. Ieyasu yang pucat dan terengah-engah karena kehabisan nafas bertanya mengenai berapa lama seorang ninja dapat bertahan dalam air, yang dijawab oleh Hanzo, ”Satu atau dua hari, tergantung permintaan tauan.” Untuk membuktikannya, ia kembali menyelam ke dalam air sampai beberapa jam lamanya hingga Ieyasu cemas dan mulai memanggil-manggil namanya. Hanzo muncul ke permukaan tanpa tanda-tanda kehabisan nafas lalu menyerahkan sebuah pedang pendek yang tadinya ada di pinggang Ieyasu. Ieyasu langsung terpukau dengan kemampuan Hanzo dan menjadikannya anak buah andalan sekaligus sahabatnya.




Ieyasu Tokugawa lalu mendirikan pemerintahan pusat yang bertahan selama 300 tahun, bertahan selama 15 tahun generasi keturunannya. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kemampuan Ieyasu dalam melobi banyak prajurit bertalenta tinggi. Ia memperkerjakan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda dalam usahanya mengumpulkan ilmu dan pengetahuan. Ieyasu juga banyak dibantu oleh klan ninja, terutama Hanzo. Selama Warring States Period, para ninja merupakan agen penting dalam pengumpulan informasi dan eksekusi yang cepat. Meski banyak daimyo yang memperkerjakan ninja tetapi tidak ada daimyo sepintar Ieyasu yang cara piki dan kepandaiannya disukai para ninja. Salah satu kesuksesan dan bukti kesetiaan Hanzo pada Ieyasu adalah ketika Ieyasu mencium niat pemberontakan pada Nobunaga di Honno-ji temple. Hanzo meminta tuannya untuk mampir ke Iga, kembali ke Mikawa dengan bantuan para ninja Iga dan Koga lalu menyerang para prajurit yang berkhianat. Ieyasu pun setuju dengan usul Hanzo. Setelah mengumpulkan sekitar 300 ninja, Hanzo menyerang Honno-ji sementara Ieyasu disembunyikan di Mikawa. Keberhasilan Hanzo dibalas dengan memperkerjakan semua ninja yang membantunya dalam pertempuran tersebut.

Lalu di tahun 1590, ketika Ieyasu tinggal di Edo, para ninja diberikan tempat tinggal di sayap barat istana Edo. Area tersebut dinamakan Hanzo-Cho, dan salah satu gerbang istana dinamakan Hanzo-mon (Gerbang Hanzo). Saat Battle of Winter dan Battle of Summer yang terjadi di Osaka tahun 1614-1615, menjadi pertempuran paling besar yang pernah terjadi di Jepang. Dalam perang tersebut, para ninja mencapai puncak kejayaan dimana peran mereka sangat besar dalam mempertahankan pimpinan serta mengirim informasi. Ketika Sanada Yukimura, salah seorang jendral Toyotomi terkemuka sibuk menyusun taktik di istana Osaka, Ieyasu mengirimkan surat panah berisi tawaran 100.000 koku beras. Ieyasu juga menyuruh para ninja menyamar sebagai ronin dan memasuki istana Osaka untuk mengumpulkan informasi. Kemampuan mereka untuk menyamar akhirnya membuat klan Toyotomi kecolongan banyak informasi berharga, yang mengarah pada kejatuhannya di Battle of Winter dan Battle of Summer.

The Death of Hanzo Hattori
Hattori Hanzo meninggal di tahun 1596 pada usia 55 tahun. Ada yang mengatakan Hattori meninggal karena sakit, tetapi ada juga yang percaya bahwa Hattori dibunuh dalam sebuah pertempuran oleh ninja bernama Fuma Kotaro. Kekuasaan Hattori diturunkan kepada anaknya Masanari yang baru berusia 18 tahun ketika ayahnya meninggal. Sayangnya ia tidak menguasai ninjutsu dan lalai dalam memimpin klan Iga sehingga para ninja menganggap Masanari tidak pantas menwarisi nama besar Hanzo dan mengakibatkan perpecahan. Para ninja yang memberontak mendesak Masanari untuk turun dari tampuk pimpinan. Jumlah ninja yang memberontak tidak tercatat dengan jelas tetapi para sejarawan mencatat pemberontakan tersebut sebagai salah satu pemberontakan paling besar dalam sejarah Jepang. Di tahun 1605, klan Iga terpecah menjadi 4 bagian dan masing-masing dipimpin oleh samurai berkedudukan rendah. Iga pun tidak pernah lagi mencapai kejayaan seperti yang pernah diraih Hanzo.


Date Masamune (5 September 1567 – 27 Juni 1636) adalah seorang samurai dari periode Azuchi-Momoyama sampai awal periode Edo. Dia merupakan ahli waris dari Daimyo terkuat di daerah Tohoku, dia juga menjadikan kota Sendai sebagai kota yg moderen. Seorang ahli taktik dan membuat gayanya sendiri dengan penutup matanya dan dipanggil dengan sebutan Dokuganryu, atau Naga bermata satu.



Masamune Date adalah anak tertua dari Terumune Date, lahir di Istana Yonezawa. Pada umur 14 di tahun 1581, Masamune memimpin pertempuran untuk pertama kali untuk menolong ayahnya melawan keluarga Soma. Di tahun 1584 di umur 18 tahun Masamune Date menjadi pengganti ayahnya yg pensiun sebagai Daimyo. Keluarga Date pertama kali muncul saat awal periode Kamakura oleh Isa Tomomune, yang juga berasal dari distrik Isa di propinsi Hitachi. Isa Tomomune mendapat daerah di sekitar distrik Date dihadiahkan oleh Minamoto no Yoritomo karena membantu dalam perang Minamoto – Taira dan juga saat Yoritomo berjuang dengan saudaranya Yoshitsune.

Masamune lebih sering dikenal daripada Daimyo lainnya, hal ini karena dia memakai Helm perang dengan hiasan bulan sabit yang menandakan keganasan dan kekejamannya.

pengen liat kek gimana??

nihh.



Semasa kecil dia kehilangan mata kanannya (hal ini masih belum diketahui karena dari beberapa sumber ada yg mengatakan mata kanan mengalami penyakit mata parah dan mengharuskan organ mata diambil, dan ada juga yg mengatakan mata kanan hilang ketika terjadi perampokan di masa kecilnya) karena kehilangan mata kanan tersebut dia dianggap tidak pantas menjadi seorang daimyo oleh ibunya. Klan Date telah membangun aliansi dengan klan tetangga dengan cara menikahkan keluarganya dengan keluarga lain. Setelah Masamune diganti, salah satu pelayannya bernama Odachi Sadatsuna mengkhianati klan dan bergabung dengan klan Ashina di Aizu. Masamune akhirnya mendeklarasikan perang terhadap Ashina, tetapi pasukannya berhasil dihentikan oleh jendral Ashina yg bernama Iwashiro Morikuni, yang menyebabkan pasukan Masamune mundur ke Istana Obama.

Dengan kebangkitan Masamune, beberapa klan aliansi yang dulu berhubungan baik, menjadi berbalik menyerang dan juga berusaha memperluas daerah kekuasaannya, bahkan sanak familinya di Mutsu propinsi Dewa. Karena takut atas kelakuan beberapa klan tetangga yg semakin tidak bisa dikontrol, keluarga Hakeyama meminta Date Terumune untuk menghentikan anaknya. Mereka mengajak Terumune untuk makan malam di kediaman mereka, setelah pembicaraan yg panjang akhirnya Terumune mengatakan dia tidak bisa menghentikan perilaku anaknya, yg menyebabkan keluarga Hatakeyama memilih menculik ayah Masamune. Hal ini di dengar oleh Masamune dan mengejar keluarga Hatakeyama, setelah mendekati kediaman keluarga Hatakeyama Masamune mendengarkan teriakan ayahnya untuk menyerang keluarga Hatakeyama tanpa mempedulikan ayahnya, dalam penyerangan ini ayahnya Terumune juga ikut terbunuh. Masamune mengejar dan membunuh semua keluarga Hatakeyama tanpa terkecuali.

Lambang Klan Date


Setelah mengalahkan Ashina di tahun 1589, dia menjadikan Aizu sebagai markas utama dalam menjalankan operasinya. Hubungan antara ibunya dengan dia semakin buruk. Ibunya ingin Masamune untuk segera diganti dengan anak keduanya bernama Kojiro. Suatu ketika saudaranya ini berusaha memberikan racun kepada Masamune, hal ini diketahui oleh Masamune dan segera membunuh saudaranya itu dan akhirnya Ibunya melarikan diri ke klan Mogami untuk berlindung. Di tahun 1590, Toyotomi Hideyoshi menguasai Istana Odawara dan memaksa Daimyo Tohoku untuk ikut berperang, walaupun Masamune pada awalnya menolak ajakan Hideyoshi dia tidak bisa menolak bahwa Hideyoshi ditakdirkan untuk memimpin jepang. Dia telat datang dalam pertemuan dan membuat Hideyoshi marah, tidak ingin dieksekusi dia datang dengan mengenakan pakaian terbaik dan menunjukkan rasa tidak kenal takut dihadapan Hideyoshi. Karena tidak ingin dapat masalah berkelanjutan kemudian Hideyoshi mengampuni Masamune. Setelah mengabdi beberapa waktu dengan Hideyoshi, dia mendapatkan Istana Iwatesawa yang merupakan hadiah dari Hideyoshi beserta tanah di sekitarnya. Masamune pindah ke Istana itu pada tahun 1591 dan membangun kembali istana tersebut juga mengganti namanya menjadi Iwadeyama. Masamune tinggal di Iwadeyama selama 13 tahun dan menjadikan Iwadeyama menjadi pusat ekonomi dan politik. Setelah kematian Hideyoshi dia mengabdi kepada Tokugawa (saran oleh Katakura Kojuuruo). Tokugawa Ieyasu menghadiahkan Masamune daerah Sendai yang menjadikan Masamune Daimyo terkuat di jepang. Tokugawa menjanjikan Masamune bisa mendapatkan satu juta koku, walaupun sudah melakukan perbaikan dan juga pemeliharaan hasil dari tanah hanya memproduksi 640.000 koku dan kebanyakan untuk dikirim ke kota Edo. Di tahun 1604 Masamune pindah ke Sendai dan meninggalkan anak ke empatnya yg bernama Date Muneyashu untuk memerintah Iwadeyama. Masamune ingin menjadikan Sendai lebih makmur lagi dari sebelumnya. Walaupun Masamune menguasai seni berperang dan mempunyai hubungan baik dengan pihak asing, dia juga merupakan Daimyo yg ambisius dan agresif. Pertama kali memerintah klan Date, dia sering mengalami kekalahan karena kelakuan dia sendiri.

Menjadi kekuatan besar di daerah utara jepang membuat Masamune dicurigai sebagai rival yg potensial untuk melawan balik. Pada saat Hideyoshi Toyotomi memerintah, dia mengurangi daerah kekuasaan Masamune karena datang terlambat saat menjaga Istana Odawara melawan Hojo Ujimasa. Kemudian saat Tokugawa Ieyashu berkuasa dia juga memberikan sedikit daerah untuk Masamune. Walaupun dicurigai baik oleh Tokugawa maupun Toyotomi, dia merupakan Daimyo paling setia terhadap tuannya.


Sasaki Kojiro adalah seorang pemain pedang terkenal di Jepang, dia sangat terkenal sebagai pertarung yang menyukai duelling yang bahkan lebih terkenal daripada Miyamoto Musashi. Pada masa itu, ia dianggap sebagai salah satu pemain pedang terbaik di Jepang, yang mampu melawan tiga orang musuhnya dengan hanya menggunakan Kipas.
Dia dan Musashi tentu saja mengenal satu sama lain, dan Musashi sangat menginginkan untuk berduel dengan. Hingga diambillah keputusan untuk berduel di sebuah pulau terpencil, alasannya mungkin karena Kojiro sudah mempunyai banyak murid dan pengikut yang tentu saja akan membunuh Musashi jika Kojiro kalah dalam duel tersebut.

Ketika waktu untuk berduel tiba, Musashi tiba lebih dari tiga jam waktu yang ditentukan (a.k.a terlambat :nohope), sebuah penghinaan yang tidak bisa dimaafkan. Selain itu, ia juga hanya menggunakan sebuah senjata yang disebut bokken (pedang kayu) yang ia buat dari dayung perahu yang ia gunakan untuk ke pulau itu. Kojiro, marah, memaki-maki Musashi yang hanya tersenyum (gila, ga ngerasa bersalah amat ). Kojiro menyerang, dan menyerang begitu dekat sehingga mengenai gelungan rambut Musashi. Tapi hanya sampai situ saja Kojiro mampu mengenai Musashi. Akhirnya Musashi mengalahkan dia, menghantamkan dayung / bokken sekeras-kerasnya ke atas kepalanya, lalu menusuk paru-parunya, dan membunuhnya (sadis ). Itulah duel sadis yang terakhir bagi Musashi.

Miyamoto Musashi adalah tokoh historis Jepang, hidup sekitar awal abad 17 di masa permulaan kekuasaan Shogunat Tokugawa. Konon, bagi orang Jepang laki-laki ini begitu memberikan arti. Dua kapal perang terbesar kekaisaran Jepang saat PD II salah satunya dinamakan sesuai dengan namanya.
Musashi bukanlah negarawan, keturunan bangsawan ataupun seorang jenderal kenamaan. Dia sekedar pendekar pedang yang di separo akhir hidupnya kemudian mendalami seni. Sebagai pendekar dia juga tidak mempunyai tuan (daimyo) tempat mengabdi. Sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan menjadi samurai pengembara (shugyosha) yang menjelajahi seantero jepang dan tetap bebas merdeka dengan menjadi ronin (samurai tak bertuan).

Namun sebagai pendekar pedang dia bukanlah pendekar kebanyakan. Sampai usia 30 dia telah melakukan sekitar 60 pertarungan dan tak sekalipun terkalahkan. Kemenangan pertama diperoleh di usia 13 tahun, dengan menewaskan seorang pendekar yang lebih tua. Ini sangat luar biasa mengingat dia tidak mempunyai guru formal yang mengajarinya bermain pedang. Padahal lawan bertarungnya adalah pendekar-pendekar terkenal yang berasal dari perguruan besar pula.

Duel Musashi yang paling terkenal adalah saat melawan Sasaki Kojiro di pulau Funa (terletak antara Honshu dan Kyushu ). Menurut cerita, orang Jepang masih membicarakan duel ini sampai sekarang. Waktu itu Kojiro juga telah mendapatkan reputasi sebagai pemain pedang tak terkalahkan di provinsi barat. Kojiro menggunakan pedang panjangnya yang terkenal –dinamai Galah Pengering- sedang Musashi membawa pedang kayu –sebagaimana sering digunakan dalam duel-duelnya yang lain- yang diukirnya dari sebatang dayung. Pertarungan diakhiri dengan tewasnya Sasaki Kojiro.

Setelah pertarungan itu Musashi mulai lebih sedikit terlibat pertarungan, apalagi yang sampai membawa kematian lawannya. Dia menjadi terfokus untuk mendalami semua seni. Di masa tuanya dia dikenal sebagai seniman dengan banyak kebisaan. Melukis dengan tinta india, kaligrafi, hingga membuat patung. Lagi-lagi seperti kemampuannya bermain pedang, kematangan seninya pun diperolehnya dengan tanpa guru.

Di akhir hidupnya Musashi menulis buku yang kemudian menjadi master piecenya. Kitab tipis yang diberinya judul Kitab Lima Lingkaran, yang tetap terkenal hingga sekarang. Buku ini berisi perenungannya tentang Jalan Pedang dan berisi pemikiran tentang filosofi hidupnya. Disebut Lima Lingkaran karena dia membagi bukunya menjadi lima bab: Bab Tanah, Api, Air, Angin, dan Kehampaan.

Melihat sepintas cerita hidupnya, barangkali inilah yang membuat pengaruh Musashi begitu besar buat orang Jepang. Menilik dari asal-usul Musashi bukanlah keturunan klan yang terkenal. Padahal di jaman feodal, klan bisa berarti segalanya. Kemandirian dan kemerdekaannya juga membuat banyak orang kagum. Tak pernah dia memiliki guru ataupun tuan sebagaimana samurai kebanyakan pada waktu itu.

Ada satu cerita menarik saat Musashi akan bertempur melawan Klan Yoshioka. Sebelum pertempuran dia sempat masuk ke satu kuil dan berdoa memohon bantuan para dewa. Beberapa waktu setelah berdoa, rasa malu kemudian melandanya. Musashi berpendapat tak layak dia menggantungkan diri pada dewa. Meski dia menghormari dewa-dewa tapi hanya dirinya sendiri lah yang seharusnya diandalkan.

Ringkasnya Musashi adalah seorang yang mencapai puncak karena self-made, tanpa koneksi atau keturunan. Dan pencapaian itu dia bayar dengan tekad baja, kemandirian, kerja keras, disiplin, integritas dan ketekunan yang tiada tara.

Nilai-nilai inilah yang tentu masih dianut kuat oleh orang Jepang. Melihat Musashi membuat mereka seakan melihat diri mereka sendiri. Musashi adalah model Jepang, figur dimana mereka ingin menjadi.

Foto abi

Pencarian Sasuke

Di Konoha, Kakashi terkapar tak berdaya karena menggunakan mangekyou sharingan secara beruntun. Dia lalu digantikan oleh Yamato, seorang anbu yang pernah menjadi junior Kakashi di masa lalu. Dia menjadi pengganti Kakashi untuk sementara. Untuk melengkapi tim 4 orang, maka ditunjuklah satu orang lagi dari "roots" bernama Sai. Pada awalnya, Naruto dan Sakura tidak menyukainya karena kebiasaan Sai yang sering berbicara kasar. Biarpun begitu, Sai hanya menjalankan prinsipnya sebagai "roots". Karena ketidakkompakan tim, Yamato murka dan mengurung mereka dalam penjara kayu agar akrab satu sama lain. Disini terlihat sisi lain Yamato yang sadis dan mencerminkan seorang anbu : mengerikan, dingin dan intimidatif. Biarpun begitu Yamato tidaklah bermaksud buruk. Yamato juga diberi perintah untuk mengawasi Sai oleh Tsunade.

Merekapun lalu pergi ke Tenchikyo untuk menemui mata-mata Sasori, yang tidak lain adalah Kabuto, ninja pelarian Konohagakure. Ternyata Kabuto hanya berpura-pura menjadi mata-mata untuk menjebak Sasori. Pertarungan antara tim Yamato melawan Kabuto dan Orochimaru pun tak terelakkan. Naruto yang tak terkendali lalu melepaskan chakra Kyuubi dalam jumlah besar sehingga ia berubah ke bentuk Kyuubi ekor empat. Dia mulai menghancurkan wilayah sekitarnya dengan serangan-serangan dahsyat tanpa membedakan kawan ataupun lawan. Untungnya, Orochimaru tetap lolos dan melarikan diri sementara Yamato dengan chakra kayu (yang sama dengan chakra Hokage pertama) menyegel dan mengembalikan tubuh Naruto ke bentuk semula. Naruto merasa bersalah karena melukai Sakura dalam wujud Kyuubi ekor empat.

Akhirnya Naruto berhasil sampai ke persembunyian Orochimaru. Ternyata Sai memiliki misi untuk membunuh Sasuke. Tetapi dia urung karena melihat kesungguhan Naruto dalam mencari Sasuke. Ternyata Sasuke malah bersikap dingin dan mau saja dimanfaatkan Orochimaru asalkan bisa membalas dendam kepada Itachi Uchiha, kakaknya yang telah membantai klan Uchiha seorang diri. Sasuke lalu mengalahkan mereka semua dan tim Yamato pulang ke konoha dengan penuh kekecewaan.
[sunting] Konfrontasi dengan Akatsuki
[sunting] Pencarian anggota Akatsuki

Naruto yang merasa kecewa lalu meminta untuk dilatih oleh Kakashi. Kakashi lalu mengajarkan cara memanipulasi chakra miliknya. Dia menggunakan metode yang sangat ekstrim, tapi cocok dengan keadaan Naruto yang sekarang. Pertama-tama dia harus bisa memotong daun dengan chakra, lalu air terjun, dan terakhir dia harus menyempurnakan rasengan dengan memasukkan chakra angin ke dalam rasengan tersebut. Sementara itu, Tsunade menginstruksikan pencarian anggota Akatsuki yang memasuki Konoha. Asuma, Shikamaru, Izumo dan Kotetsu (2 Jonin yang membantu Asuma dan Shikamaru) bertemu dengan Hidan dan Kakuzu. Mereka lalu bentrok dengan masing-masing. Ternyata Hidan memiliki tubuh aneh yang bisa dibilang tidak bisa mati. Walaupun kepalanya sudah terpotong, tetap masih hidup. Asuma pun terluka parah terkena jutsu Hidan, yaitu semua luka yang diderita hidan, sebagian akan mengenai orang yang darahnya telah digunakkanya untuk segel jutsu. Asuma pun nyaris mati terkena jutsu ini. Beruntung Choji dan Ino datang membantu, tetapi semuanya sudah terlambat, dan Asuma meminta dinyalakan rokok terakhir untuknya oleh Shikamaru. Shikamaru dengan penuh haru menyalakkan rokok dimulut Asuma untuk terakhir kalinya sambil menangis ditengah hujan.
[sunting] Pembalasan Shikamaru

Shikamaru lalu merencanakan penyerangan kedua melawan Hidan dan Kakuzu yang telah membunuh Asuma. Diluar dugaan, Kakashi ikut membantu tim Shikamaru mencari dan menghancurkan dua anggota Akatsuki tersebut. Mereka lalu bertemu di dekat hutan milik keluarga Nara. Shikamaru memancing Hidan bertarung satu lawan satu dengannya, sementara Kakashi, Choji dan Ino melawan Kakuzu. Shikamaru berhasil menjebak Hidan dan menghancurkan tubuhnya, lalu menguburnya kedalam lubang besar yang sudah disiapkan. Hidan lalu berteriak-teriak mengutuk Shikamaru, tetapi tidak digubris oleh yang bersangkutan. Shikamaru malah mengatakan bahwa dia hanya percaya pada Tekad Api Konoha.

Kakashi yang melawan Kakuzu, berhasil membunuh 2 dari 5 "jantung" milik Kakuzu. Ketika keadaan hampir gawat, Naruto, Yamato, Sakura dan Sai datang membantu. Sai dan Sakura diperintahkan untuk membantu Shikamaru, sedangkan Yamato dan Naruto membantu Kakashi dkk. Naruto yang ingin membuktikan bahwa dia telah berubah dan menjadi lebih dewasa dan baik meminta kepada yang lainnya untuk tidak ikut campur ketika dia akan bertarung dengan Kakuzu. Kakashi mengatakan, jika dia tidak berhasil mengalahkan Kakuzu, maka dia masih tetap ninja berisik seperti dulu. Naruto lalu mengeluarkan jutsu andalannya yang baru dipelajari, Fuuton : Rasengan shuriken. Setelah serangan pertamakali gagal, Naruto dengan cerdik menggunakan kagebunshin no jutsu untuk mengalihkan perhatian musuhnya. Kakuzu akhirnya berhasil dikalahkan setelah ledakan dramatis akibat jutsu Rasengan shuriken yang mengenai targetnya. Mereka semua lalu pulang ke Konoha, menunggu misi selanjutnya sambil menjalani kehidupan seperti biasa.
[sunting] Pemberontakan Sasuke
[sunting] Penghianatan Murid

Setelah Naruto mengalahkan Kakuzu, sempat diperlihatkan ada ninja-ninja berjatuhan dan ditengah tengah para ninja diperlihatkan Sasuke sedang duduk dan berbicara bersama Orochimaru. Orochimaru berkata Sasuke masih memiliki belas kasihan karena tidak membunuh para ninja-ninja tersebut. Namun Sasuke dengan tenang menanggapi kata-kata orochimaru dengan berkata bahwa ninja-ninja tersebut bukan yang ingin dia bunuh. dan setelah itu disorot kembali ke Naruto dan Sakura sedang berbincang-bincang di Ichiraku Ramen. Naruto mengalami sedikit cedera tangan akibat terlalu banyak memakai Rasenshuriken. lalu mereka berdua jadi mengenang masa lalu.

Kembali kepada Sasuke dan Orochimaru, saat Kabuto sedang berbicara pada Orochimaru bahwa tubuh itu tidak bisa menahannya begitu lama, setelah Kabuto meninggalkan Orochimaru sejenak mendadak Sasuke datang menjebol pintu Orochimaru dan menyerang Orochimaru secara tiba-tiba. Sasuke menjelaskan bahwa sudah tidak ada yang bisa didapati lagi dari Orochimaru sebab Orochimaru lebih lemah daripada dia yang sekarang dan akhirnya dengan pedang kusanagi dan pedang listrik milik sasuke tersebut menghunus Orochimaru dan tubuh Orochimaru pun tewas. namun ternyata Orochimaru menunjukkan wujudnya yang sesungguhnya yaitu wujud ular putih.

Sasuke pun menghadapi Orochimaru dengan sungguh-sungguh dan menggunakan joutai ke-2-nya. tiba-tiba Orochimaru terkenang masa lalu dan mengingat saat kematian kedua orang tuanya dan Orochimaru mengambil tubuh Sasuke dalam tubuh Orochimaru ada dimensi lain yang digunakan untuk mengambil tubuh orang lain. hal ini pernah terjadi pada Itachi namun Orochimaru gagal mendapatkannya karena sharingan Itachi yang terlalu kuat. Setelah itu, ular tersebut memuntahkan tubuh Sasuke. Masih dipertanyakan apakah itu Sasuke atau Orochimaru. Namun ternyata itu adalah Sasuke yang berhasil lolos dari Orochimaru dengan menggunakan sharingannya.akhirnya orochimaru kalah .
[sunting] Pencarian Itachi

Sasuke berjalan ke laborotarium Orochimaru dan membebaskan satu eksperimen yang bernama Suigetsu. Lalu sasuke dan Suigetsu pergi untuk mengambil pedang Zabuza. Mereka pergi ke penjara milik Orochimaru yang dijaga oleh Karin, setelah Sasuke menyuruh Suigetsu untuk membebaskan para tawanan, lalu Karin pergi bersama Sasuke dan suigetsu. sasuke sedang mencari satu orang lagi untuk diajak bergabung dengan teamnya, yang bertujuan untuk membunuh Itachi. satu orang lagi tersebut diperkirakan Juugo.

Juugo keras kepala dan menyerang Sasuke dengan joutai ke-2-nya. Dia mengubah tangannya menjadi besar dan menyerang Sasuke namun ditahan oleh sayap milik Sasuke, Suigetsu datang dan bertarung melawan Juugo. Juugo mengubah tangannya mnjadi kapak dan menghadapi pedang Zanbato milik Suigetsu (yang dulunya milik Zabuza). Tiba-tiba Sasuke mengeluarkan dua ular dan berkata "bagaimana kalau aku membunuh kalian berdua". Mereka berdua berhenti bertarung. Juugo menjadi ketakutan dan berkata "kunci pintunya !! Aku tidak ingin membunuh lagiii!!". saat Sasuke mau menenangkan hati Juugo.. Karin menjelaskan bahwa hanya Kimimaro yang dapat menenangkan hati Juugo. Hanya Kimimaro yang berhasil melawan juugo tanpa terluka. Akhirnya ketika juugo mengetahui bahwa orang yang mengajaknya bergabung itu Uchiha Sasuke.

Sasuke menjelaskan bahwa nama timnya "Hebi" yg artinya ular. Tujuan utamanya adalah "Uchiha Itachi". Masing-masing punya tujuan tersendiri. Sasuke bertujuan membunuh Itachi. Suigetsu bertujuan mendapatkan Samehada yg merupakan pedang milik Kisame. Karin bertujuan untuk bersama dengan Sasuke dan membantu Sasuke. Juugo bertujuan untuk melihat seberapa kuat Shinobi seperti Sasuke dan disisi lain Naruto yang mengetahui Sasuke telah mengalahkan Orochimaru juga berniat mengejar Itachi untuk bisa mengetahui tentang Sasuke. Saat itu disorot potongan Itachi sedang berdiri disuatu tebing bersama Kisame sambil memandangi hujan dan berkata "nampaknya akan ada badai".
[sunting] Tim Konoha

Sementara itu, di markas Akatsuki anggota yang tersisa memutuskan untuk mencari Naruto langsung dan membereskan mereka. Karena ketua Akatsuki melihat kalau ninja dari Konoha merupakan ancaman serius bagi mereka, belum lagi pleton Sasuke yang mengincar Itachi. Mereka lalu bergerak berempat sekaligus untuk mencegah hal yang terjadi pada Hidan dan Kakuzu tidak terulang. Naruto yang sudah ingin segera menghabisi Itachi lalu diberi misi bersama tim barunya yang berjumlah 8 orang. Mereka diberi misi menangkap dan menginterogasi Itachi Uchiha. Tim tersebut berisikan Hatake Kakashi, Yamato, Haruno Sakura, Uzumaki Naruto, Sai, Inuzuka Kiba, Aburame Shino dan Hyuga Hinata.
[sunting] Sasuke vs Deidara

Akhirnya mereka saling bunuh. Sasuke bertemu dengan Tobi dan Deidara. Sedangkan Naruto tanpa diduga bertemu Kabuto yang juga tak disangka-sangka memberinya informasi. Dia lalu menunjukkan setengah wajahnya yang katanya sudah diintegrasikan dengan jiwa Orochimaru. Sasuke yang telah bertemu dengan Deidara pun melakukan pertarungan tingkat tinggi. Deidara mengeluarkan sebuah jurus rahasianya yang ia katakan hanya ia
[sunting] Guru vs Murid

Jiraiya yang menyusup ke desa Amegakure untuk mencari informasi Pain, akhirnya diketahui oleh Pein lewat telepatinya. Sebelum Jiraiya bertemu dengan Pein, Jiraiya bertemu dengan anak muridnya dulu yaitu Konan. Konan menampakkan dirinya sebagai manusia kertas. Pein akhirnya bertemu dengan Jiraiya. Ternyata Pein dulunya adalah anak murid dari Jiraiya bersama Konan, Yahiko, dan Nagato. Setelah mengetahui bahwa Pain adalah salah satu muridnya, tiba-tiba Pain langsung menyerang Jiraiya. Pertarungan tingkat tinggi ini, sarat dengan jurus-jurus yang hebat. Di tengah pertarungan, Jiraiya melihat bahwa kedua mata Pain sangat tidak lazim. Baru diketahui oleh Jiraiya, kedua mata itu merupakan mata yang sama denganRikudou Sennin yang bernama Rinnegan.Dalam keadaan terdesak Jiraiya, memanggil 2 guru sanninnya fukasaku dan shima dan dia berubah menjadi sennin mode, pertarungan terjadi dan Jiraiya berhasil mendesak pain lewat genjutsu nyanyian katak yang dikeluarkan gurunya dan dia berhasil membunuh 3 tubuh pain namun ternyata muncul 3 tubuh pain yg lain dan tangan kiri jiraiya terpotong bahkan mereka menghidupkan lagi pain yang dikalahkan jiraiya dan salah satu dari mereka mirip dengan yahiko mantan muridnya , dalam keadaan terdesak jiraiya masih mampu mengalahkan seorang pain dan meminta shima pergi ke tsunade memberikan informasi ini, akhirnya jiraiya muncul kembali dan dia akhirnya menyadari siapa wujud asli pain tapi jiraiya tertusuk 5 tombak dan tenggorokannya hancur dalam keadaan sekarat dia teringat masa lalunya bersama tsunade,orochimaru, Sarutobi dan hokage ke 4 dan dia ingat bahwa naruto adalah nama yang diminta yondaime dari karakter novel pertamanya "legenda ninja yang berani" dan dia memutuskan bahwa narutolah murid yang akan membuat perdamaian dunia bukan pain dan dia memilih naruto dengan memberikan kode rahasia pada fukasaku sebelum dia mati
[sunting] Tujuan Utama

Naruto dan rekan-rekan kemudian melanjutkan pencarian, dengan mengandalkan kagebunshin Naruto. Tanpa disangka-sangka salah satu kagebunshin itu menemukan Sasuke meskipun langsung dihancurkan Sasuke dengan Chidori. Naruto yang menerima berita itu lewat pengalaman yang didapatkan kagebunshin kemudian meminta Hinata melacak Sasuke dan tim segera melakukan pengejaran.

Namun di tengah perjalanan, mereka dihadang oleh Tobi. Naruto yang merasa diganggu langsung menyerang dengan Rasengan, namun Tobi tidak terlihat mengalami cedera sedikitpun, bahkan seperti hanya bermain-main.

Sementara Sasuke yang menemukan Itachi langsung memulai pertarungan dengan saling serang lewat genjutsu melawan Itachi. Di tengah pertarungan Itachi bercerita tentang pengguna Mangekyou Sharingan ke-3, yaitu Madara Uchiha, yang ternyata guru dari Itachi. Itachi juga mengatakan bahwa pada malam pembantaian klan Uchiha, dia juga dibantu oleh Madara Uchiha. Itachi menceritakan bahwa Madara Uchiha telah mempunyai kekuatan Mangekyou yang sempurna setelah mengambil bola mata adiknya sendiri. Itachi pun memberitahukan kepada Sasuke bahwa ia ingin mengambil bola mata Sasuke untuk menyempurnakan Mangekyou Sharingannya.

Mereka pun bertarung disaksikan Zetsu. Itachi langsung mendesak Sasuke dengan jurus Tsukoyomi dengan ilusi mata Sasuke diambil Itachi. Namun di luar dugaan, Sasuke berhasil mematahkan Tsukoyomi. Itachi juga terluka karena efek Tsukoyomi yang membuat mata kirinya mengeluarkan darah dan penglihatannya mulai kabur.

Sasuke pun memanfaatkannya dengan mengeluarkan perangkap shuriken dan kaki Itachi terluka. Sasuke dan Itachi pun mengeluarkan jurus Gokakyuu no jutsu. Itachi yang terdesak mengeluarkan jurus kedua, Amaterasu, api hitam yang langusng membakar hutan di sekitarnya dan berhasil membakar sayap joutai 2 Sasuke, tapi Sasuke berhasil meloloskan diri dengan jurus Kawarimi no jutsu milik Orochimaru yang menghabiskan chakranya.

Dia menjebak Itachi dengan jurus naga langit yang memanaskan udara. Hujan turun dan petir menyambar-nyambar. Sasuke memanfaatkan kekuatan alam dengan jurus Kirin tapi Itachi berhasil selamat dengan jurus Susano'o.

Orochimaru keluar dari segel gaib Sasuke dengan wujud Yamada no Orochi dengan pedang Kusanagi. Tapi dia dikalahkan dengan pedang Totsuka yang tersembunyi dalam jurus Susano'o dan mengirim Orochimaru dan seluruh joutai Sasuke ke dalam genjutsu mimpi. Sasuke mencoba menyerang Itachi namun gagal karena Itachi masih terlindungi dengan Susano'O.

Itachi mendekati Sasuke. Sasuke mengira Itachi mau mengambil mata Sasuke, namun Itachi menyentuh dahi Sasuke seperti yang sering dilakukannya saat kecil dulu. Itachi roboh dan tewas. Kelelahan, Sasuke pun roboh di sebelahnya.

Di lain tempat, Tobi sedang bertarung dengan kelompok tujuh dan delapan. Shino mengambil alih penyerangan terhadap Tobi. Tobi dikerumuni dengan ribuan serangga, namun setelah beberapa saat ia menghilang tanpa jejak. Lalu Hinata menemukannya di atas ranting pohon dengan Byakugan.

Saat mereka masih berpikir tentang sosok Tobi yang dapat menggunakan space travel time jutsu, muncul Zetsu yang memberitahukan pada Tobi bahwa pertandingan antara Sasuke dan Itachi telah selesai dan pemenangnya adalah Sasuke. Naruto dan kawan-kawan terkejut mendengar hal tersebut. Kakashi melihat ke arah Tobi, dan ia melihat Sharingan di lubang topeng Tobi. Tobi dan Zetsu seketika pergi dan menghilang. Naruto dan kawan-kawan segera menuju ke tempat pertarungan Sasuke dan Itachi dengan kecepatan penuh. Di tengah perjalanan mereka menghadapi rintangan api hitam Amaterasu, Yamato membelah Amaterasu untuk dilalui. Namun setelah sampai, mereka telah terlambat karena Sasuke dan Itachi telah dibawa oleh Zetsu dan Tobi.
[sunting] Tim Eagle dan Tehnik Sage Naruto

Di sebuah gua yang gelap Sasuke terbangun dari pingsannya dan tampak kebingungan. saat itu tiba-tiba terdengar suara dari kegelapan gua. Suara tersebut berasal dari Tobi, Tobi pun mulai memperkenalkan diri dengan membuka topeng yang menjadi misteri selama ini. Walau belum terbuka sepenuhnya sudah terlihat sharingan milik tobi yang membuat Sasuke sangat terkejut melihatnya. Dalam keadaan terkejut, tanpa sengaja Sasuke mengeluarkan Amaterasu, Amaterasu itu pun langsung mengenai tangan kanan Tobi kemudian membakar seluruh tubuh Tobi tanpa sisa, anehnya beberapa saat kemudian dari dalam kegelapan gua, Tobi kembali muncul tanpa luka sedikitpun. Sasuke yang merasa aneh dengan apa yang telah dilakukannya terhadap Tobi, bertanya kepada Tobi dan Tobi pun menjelaskan kepada sasuke mengapa ia dapat mengeluarkan Amaterasu. Tobi menjelaskan bahwa Sasuke mendapatkan jurus tersebut karena sesaat sebelum kematiannya, Itachi memberikan seluruh jurusnya kepada Sasuke.Akhirnya tobi pun menceritakan kisah masa lalunya tentang berdirinya desa konohagakure ,kisah kekalahannya dengan hokage pertama dan alasan mengapa itachi membunuh semua anggota klan uciha. Sebenarnya, konohagakure adalah desa hasil pergabungan dan gencatan senjata antara klan uciha dan klan senju. Setelah terbentuknya konohagakure, Madara Uchiha ingin melakukan pemberontakan terhadap klan senju yang saat itu menguasai pemerintahan. Ia mengajak sesama klan untuk melakukan pemberontakan, tapi mereka lebih cinta perdamaian dan menolak ajakan Madara. Madara pun pergi dan melawan hokage1 sendirian, tapi, ia kalah. Itachi membunuh klan Uciha karena diberi misi oleh konoha. Itachi dihadapkan oleh pilihan-pilihan mengerikan, pada saat itulah itachi akhirnya memilih membantai seluruh klan uciha. Tapi, ia tidak bisa membunuh adiknya sendiri.sasuke pun mengenang masa lalunya bersama itachi.di konoha naruto pun mengetahui bahwa jiraiya sudah tewas.fukasaku guru dari jiraiya meminta agar naruto mempelajari teknik sage melebihi dirinya dan mengalahkan pain.akhirnya naruto berangkat ke myobokuzan bersama fukasaku.di tempat lain sasuke memburu hachibi.hachibi sangat kuat sehingga mengalahkan karin dan suigetsu tetapi bisa dikalahkan oleh amaterasu sasuke.raikage memberi ijin penangkapan sasuke ke konoha.pada saat ekstrasi hachibi.hachibi pun berhasil kabur.
[sunting] Pertarungan Konoha
[sunting] Pain vs Kakashi

Sementara keadaan desa Konoha sedang sangat kacau karena diserang pemimpin 'Akatsuki' yaitu Pain dan Konan. Pain yang telah memiliki satu tubuh baru lagi, menjadi sangat kuat dan tidak terkalahkan. Pein yang bertemu dengan Iruka langsung hendak membunuhnya tetapi diselamatkan oleh Kakashi. Pertarungan Pain dan Kakashi pun dimulai. Kakashi yang mengeluarkan Raikiri ditangkis dengan mudah oleh Pein. Tsunade yang hendak memanggil Naruto kembali oleh sepuh katak, ditahan oleh Danzo. Naruto yang sedang menjalani 'tes percobaan dengan chakra senjutsu' untuk yang terakhir ternyata juga mendapat hambatan. Konoha semakin gawat. Konan juga mulai beraksi dengan jutsu merubah tubuh menjadi kertas. Tsunade yang sangat khawatir dengan keadaan desa Konoha, segera memanggil Kuchiyose miliknya. Kakashi vs Pain semakin mendekati akhir. Tapi pada waktu itu datanglah salah satu tubuh pain untuk membantu pain salah satu tubuh tersebut bebrubah menjadi senjata dan menyerang Kakashi. tapi karena kehebatan Kakashi kakashi mengubah cakranya menjadi bayangan klon petir. tubuh kakashi pun lemah karena melepaskan semua chakranya. akhinya datanglah dua anggota klan Akimichi salah satu yang datang adalah ayah Chouji. Kedatangan klan Akimichi, sangat membantu banyak bagi Kakashi. Walaupun dalam keadaan terdesak, Kakashi masih bisa mempunyai Ide. Awalnya, ide itu berjalan mulus untuk menyerang Pain lewat dalam tanah oleh serangan Kakashi. Ternyata itu hanya sebuah trik Kakashi, untuk menyerang Pein oleh Chouji dan ayahnya. Serangan itu bisa ditahan oleh salah satu tubuh Pein yaitu Asura. Dalam Keadaan terkejut, Kakashi semakin tak berdaya. Dan dia diserang Pein dengan salah satu paku yang berasal dari bangunan yang runtuh. Di lain tempat, Naruto yang sedang istirahat mengkhawatirkan keadaan desanya jika diserang oleh Akatsuki. Fukasaku mencoba menghiburnya dengan memuji ninja-ninja Konoha. Setelah istirahat selesai, Fukasaku mengajak Naruto untuk latihan yang baru yaitu Fusion. Sesaat sebelum paku tersebut mengenai kakashi dia menggunakan mangekyou sharingan untuk menghilangkan pakunya dan kakashi menggunakan tenaga terakhirnya untuk menolong chouji yang akan melapor pada tsunade. Disaat yang sama Danzo menunjukkan niat yang asli yaitu menjadi hokage yang baru.
[sunting] Naruto dan Konoha

Sementara itu, Tsunade menugaskan Katsuyu untuk mengevakuasi seluruh korban ninja Konoha. Klan Yamanaka juga ikut andil. Mereka tengah mencari informasi tentang Pain di desa Amegakure. Tubuh Pain yang satunya yaitu Deva, ternyata masih hidup dan menyerang Chouji dan digagalkan Kakashi lewat mangekyo sharingan. Dengan Chakra yang terbatas, Kakashi untuk terakhir kalinya mengenang masa lalunya dan memikirkan teman
[sunting] Naruto vs Pain

Naruto telah kembali dari latihannya dengan menggunakan pakaian seperti baju hokage. Naruto meminta agar Tsunade untuk mundur dari pertarungan melawan Pain. Kekuatan sage naruto diperlihatkan, ternyata dua tubuh pain mati ditangan naruto. setelah mengalami pertempuran yang dasyat akhirnya hanya 1 pain yang tersisa dan diketahui kenyataan yang mengerikan pain terakhir itu bukan yang asli tubuh asli pain ada di dalam pohon yang terbuat dari kertas bersama dengan konan .Kesal karena naruto akan kalah hinata turun dan melindungi naruto akan tetapi hinata langsung sekarat oleh pain, sebelumnya oleh pain hinata mengungkapkan perasaanya kepada naruto. Naruto yang mengetahui hinata diserang, marah hingga mengeluarkan chakra kyuubi hingga ekor 6.Pain yang terdesak mengeluarkan segel terkuat dan terlarang yang disebut "chibaku tensei" untuk mengurung kyuubi .Di saat yang sama naruto dihasut oleh siluman rubah agar membuka seluruh segelnya , pada saat akan membuka segel terakhir yaitu segel ekor ke sembilan,tiba tiba datanglah hokage ke empat menemui naruto. Yondaime memberitahu bahwa naruto adalah anaknya sendiri, dan membuat naruto bangga karena ayahnya adalah hokage. Ternyata Yondaime juga mengetahui tentang Jiraiya, Tobi aka Madara, dan kekuatan Pain. Lalu naruto bangkit dan mengeluarkan chakra Sage akhirnya ia mulai menyerang Pain god Realm dengan Rasengan Shuriken. Lalu God Realm melawan Rasengan Shuriken dengan Shinra Tensei. Ditempat lain, Hinata akhirnya bisa diselamatkan oleh Sakura. Kagebunshin Naruto memegang Pain agar tidak bergerak. Tapi Shinrai Tensei yang gagal melawan Rasengan Shuriken juga menyelamatkan Pain. Akhirnya Naruto mengeluarkan Jurus Seribu bayangan dan Pain hanya memberi waktu 5 detik. Serangan kagebunshin tidak bisa menyelamatkan naruto. Tapi Jurus terakhir, Rasengan mengenai tubuh Pain. Pain terlempar dan kalah. Dia lalu mengambil besi di tubuh pain agar nagato tidak bisa mengendalikan pain god realm.Dia bertemu ayah Ino dan Shikamaru. Mereka menahan naruto untuk diselamatkan. Tapi Naruto mendesak ingin pergi. Ayah shikamaru melepaskan naruto karena teringat perkataan shikamaru. Naruto pergi ke sebuah pohon yang terbuat dari kertas buatan konan lalu masuk ke dalam pohon itu dengan merobeknya. Naruto menanyakan pada Nagato kebenaran sebelum Naruto menjawab pertanyaan dari Nagato. Nagato pun menceritakan bahwa orang tuanya telah dibunuh oleh orang Konoha ketika perang besar ninja terjadi di desa Amegakure. Secara tidak sengaja Nagato membunuh kedua orang Konoha tersebut. Setelah mengubur orang tuanya, Nagato bertemu Konan dan Yahiko. Ketika mereka melihat pertarungan 3 orang Konoha (Jiraiya, Tsunade, Orochimaru) dan Hanzou, Yahiko mengatakan bahwa dia akan menjadi dewa agar peperangan tidak akan pernah terjadi. Disaat yang sama Nagato menginginkan impian yang sama dengan Yahiko. Setelah itu mereka mencari shinobi yang dapat bertahan hidup di medan perang tersebut. Mereka bertemu Jiraiya, Tsunade dan Orochimaru. Jiraiya akhirnya mengajarkan mereka Ninjutsu. Setelah tiga tahun bersama akhirnya Jiraiya kembali ke Konoha dan ketiga orang itu (Yahiko, Konan, Nagato) mencari rekan yang senasib dengan mereka. Organisasi mereka cukup terkenal dengan pemimpinnya yaitu Yahiko. Hanzou yang merasa kekuasaannya akan terganggu dengan organisasi Yahiko dkk. akhirnya bergabung dengan Danzou. Konan diculik oleh mereka dan mengajukan syarat agar Konan selamat, yaitu membunuh Yahiko. Nagato merasa bimbang akan syarat itu karena tidak mau membunuh temannya dan tidak ingin pula temannya dibunuh Hanzou. Yahiko akhirnya berlari ke Nagato dan menusukkan kunai ke tubuhnya sendiri. Yahiko pun akhirnya gugur. Kemarahan Nagato pada Hanzou tak terbendung. Ia mengeluarkan kekuatan dari mata 'Rinnegan' nya memanggil Kuchiyose : 'Gedou Mazou'. Lalu muncul lah sebuah patung besar (Yang kini menjadi alat penyimpanan Bijuu oleh Akatsuki) yang melahap pasukan Amegakure milik Hanzou dan ANBU Konoha. Dan Hanzou pun berhasil kabur dari serangan Nagato,dan itulah jawaban yang nagato berikan pada naruto. kini nagato pun menginginkan jawaban dari naruto. naruto berkata bahwa petapa mesum telah mempercyainya dan naruto percaya apa yang dipercayai oleh petapa mesum dan itulah jawaban yang naruto berikan pada nagato. nagato pun akhirnya mempercyai naruto uzumaki dan ia pun menggunakan jurusnya yaitu GEDO RINNE TENSEI NO JUTSU untuk menghidupkan kembali semua warga desa konoha yang telah ia bunuh termasuk para anbu dan guru hatake kakashi. semua telah berakhir, sebagai perpisahan konan pun memberikan bunga harapan kepada naruto uzumaki.
[sunting] Pertemuan 5 Kage
[sunting] Pertemuan di desa Besi

warga desa pun bergembira menyambut naruto uzumaki sang pahlawan yang telah menyelamatkan desa dari serangan ketua Akatsuki yang sangat kuat Pein sang dewa. naruto kembali ke desa dan menjalani kehidupan seperti biasanya, danzo sang pemimpin pasukan anbu yang telah mengetahui bahwa ketua akatsuki telah dikalahkan naruto pun merasa bangga.Danzo mengetahui bahwa Tsunade sedang sekarat, dia pun mengambil ahli pimpinan untuk desa konoha. sang Raikage yang merupakan kakak killer bee bijuu ekor delapan memerintahkan anak buahnya untuk pergi ke konoha untuk mengundang hokage di acara pertemuan lima kage yang akan diadakan di negara besi,sementara itu di sunagakure gaara dan yang lain berangkat menuju tempat pertemuan,di lain tempat tsuchikage dan mizukage bersiap untuk berangkat menuju tempat pertemuan. sang Raikage geram melihat kelakuan sasuke uchiha yang telah menyerang desanya dan membunuh adiknya yaitu killer bee si ekor delapan. Raikage memerintahkan anak buahnya untuk membunuh sasuke uchiha. naruto yang mengetahui kabar tersebut pun tak tinggal diam diapun bergegas pergi menuju ke negara besi bersama kakashi dan yamato, akan tetapi langkah tersebut terhenti setelah ia bertemu raikage dan ia pun tidak diizinkan untuk menuju ke tempat pertemuan tersebut. sasuke yg sedang dalam perjalanan menuju konoha berubah arah menuju pertemuan kelima kage untuk membunuh danzo sang hokage ke 6, Rapat pun dimulai dari awal pertemuan suasana pun sudah memanas mereka saling berambisi untuk mengambil ahli pimpinan aliansi lima negara besar. Rapat pun hampir usai dan telah diputuskan bahwa danzo yang memimpin aliansi lima negara besar ini. Tiba-tiba zetsu pun muncul di tengah-tengah kerumunan dan berkata bahwa uchiha sasuke berada bersamanya. Di tempat lain naruto sedang di serang oleh tobi yg tidak lain adalah madara uchiha yg ingin menangkap kyubi , tapi yamato dan kakashi tidak membiarkanya menyentuh naruto mereka berdua langsung menyerang madara uchiha. yamato mengikat madara dengan ninjutsu elemen kayu dan kakashi menyerangnya dengan chidori.Sementara Juugo dan raikage bertarung,Tobi kemudian menceritakan kepada Naruto bahwa Itachi mati demi Sasuke dan Konoha,Naruto tidak percaya.Kemudian Tobi menceritakan tentang Rikudo Sage pendiri Dunia Shinobi. Pada saat ia akan mati ia memberi harapan pada kedua anaknya. Anak pertama diberikannya Chakra sage rinnegan dan anak kedua diberikannya dan percaya bahwa kekuatan adalah kunci kedamaian. Anak keduanya diberikan Kekuatan Sage dan percaya bahwa cinta adalah kunci kedamaian. Kemudian Rikudo Sage memilih anak keduanya untuk meneruskan impiannya. Dengan dikuasai rasa iri, anak pertama menyerang anak kedua. Pertarungan ini mempengaruhi keturunan Senju(anak kedua) dan Uchiha(anak pertama).Balas dendam adalah takdir dari anggota Klan Uchiha.
[sunting] Tim Eagle v.s. Raikage

Setelah Mengetahui bahwa Sasuke berada disitu raikage langsung bergegas mencari sasuke beserta dua pengawalnya shi dan darui, lalu pemimipin negara besi memerintahkan seluruh samurai untuk mencari sasuke. Karin yang mengetahui bahwa Zetsu telah berkhianat membuat mereka menyelinap lebih waspada, namun para samurai dari desa besi menemukan mereka dan pertarungan pun dimulai. Sasuke yang menggunakan sharingan masih terlalu kuat bagi para samurai itu. Dalam sekejap mereka kalah telak. Sasuke yg telah bertemu raikage langsung menyerangnya tetapi darui melindungi raikage, setelah itu shi menyerang sasuke dengan genjutsu tetapi sasuke berhasil mematahkanya tidak di sangka darui dan raikage sudah berada di depan sasuke dan siap menyerangnya tetapi berhasil di hentikan oleh jugo dan suigetsu, pedang suigetsu pun patah tidak kuat menahan serangan raikage yg begitu kuat dan jugo pun memasuki joutai 2 dan masuk mode pembunuh.Sang Raikage tetap saja menang dan membuat tubuh Jugo terluka parah.Sasuke pun akhirnya menggunakan Amaterasu.Tapi tetap saja Raikage menggunakan pelindung petir dan Ama terasu Sasuke tidak mempan.Sasuke yng sudah kelelahan pun terkapar dan Raikage langsung berniat menimpa Sasuke tapi dihalangi Garra.Garra kemudian berkata bahwa dia ingin membujuk Sasuke kembali kejalan yang benar.Sasuke tentu saj tidak mau.Garra ,pengawal Raikage,Kankuro,Temari menyerang Sasuke secara bersamaan.Tapi Sasuke kemudian membangkitkan kekuatan Mangekyou sharingan yang ketiga yakni Susanoo.Dengan susanoo sasuke menghancurkan atap dan pergi menuju ruang pertemuan, setelah sampai ruang pertemuan pemimpin negara besi langsung menyerang sasuke tapi sasuke menepisnya, saat itu danzo kabur dan dikejar oleh pengawal mizukage saat sasuke ingin mengejar danzo mizukage menahanya dengan kekai, akhirnya sasuke terlibat pertarungan melawan kelima kage. Lalu sasuke kalah dan datang lah madara uchiha dan dia menolong sasuke. kemudian uchiha madara memberi tahu tujuan sebenarnya,